Jakarta, Vox NTT – Berkaca dari kasus tsunami Covid-19 di India, pemerintah perlu mengubah cara penanganan pandemi corona saat ini untuk memutuskan tuntas mata rantai penyebaran virus tersebut.
Kalau selama ini pemerintah fokus pada tracking lalu melakukan rapid test, test antigen, polymerase chain reaction (PRC), kemudian vaksinasi massal, maka perlu dipikirkan cara lain yakni membagi obat secara massal kepada masyarakat.
Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Andre Garu mengatakan, vaksinasi massal menjadi alasan bagi sejumlah orang untuk hidup bebas dan mengabaikan protokol kesehatan. Mereka kembali ke kehidupan normal, bebas melakukan apa saja dengan alasan sudah divaksin.
“Ini yang terjadi di India. Merasa diri sudah divaksin, warga negara itu kemudian bebas menghadiri acara politik dan keagamaan dengan mengabaikan protokol kesehatan. Mereka tidak mengenakan masker, menjaga jarak dan tidak mencuci tangan. Akibatnya gelombang susulan Covid-19 meledak bahkan menjadi seperti tsunami,” kata Andre.
Kebijakan pemerintah yang tegas yakni melarang warga mudik saat Lebaran adalah keputusan yang sangat tepat. Sosialisasi yang tiada henti oleh pemerintah agar warga Indonesia taat protokol kesehatan juga patut diapresiasi. Tetapi melihat tingkat kesadaran dan kepedulian publik yang rendah, maka salah satu cara yang perlu dipikirkan adalah mempertebal atau menambah imunitas tubuh masyarakat.
“Caranya dengan membagi gratis obat-obatan dan vitamin untuk menambah imunitas atau kekebalan tubuh warga. Ini perlu segera dilakukan, karena mengacu pada pernyataan para pakar kesehatan bahwa hanya kekebalan tubuh yang bisa mematikan virus ini,” kata mantan anggota DPD RI itu.
Larang WNA Masuk
Andre Garu juga meminta pemerintah untuk tegas melarang warga negara asing (WNA) terutama dari India masuk ke Indonesia. Eksodus besar-besaran WNA asal India dan negara-negara lain yang tingkat penyebaran Covid-19 sangat tinggi harus dihentikan.
“Pemerintah harus tegas soal ini. Ini menyangkut keadilan dan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Di satu sisi kita melarang warga sendiri mudik Lebaran, tetapi di sisi lain kita buka pintu untuk WNA masuk,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap ada WNA asal India yang eksodus atau ramai-ramai masuk ke Indonesia. Mereka kabur ke Indonesia karena kasus corona yang menggila di India.
WNA asal India datang ke Indonesia melalui jalur udara dengan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini mereka sedang dikarantina di satu hotel agar mudah diawasi.
Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo langsung merespons laporan tersebut. Ia meminta Ditjen Imigrasi dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bertindak cepat sebelum terjadi eksodus besar-besaran.
“Saya baru tahu nih ada WNA bisa masuk ke Indonesia. Ini informasi penting, tolong didalami, karena kita ini masih melakukan pelarangan WNA masuk, kecuali kalau dia punya KITAS, di luar itu tidak boleh,” tegas Doni.
Penulis: Ardy Abba