Mbay,Vox NTT- Gemerlap kehidupan malam sepintas terlihat sangat membahagiakan.
Nyaris hampir di setiap tempat hiburan malam, pemandangan umumnya memperlihatkan orang-orang berkumpul di bawah remang-remang lampu, disuguhi minuman oleh wanita berdandan seksi, ditambah dengan dentuman suara musik yang membahana.
Orang-orang secara bebas bernyanyi dan menari yang tentunya selalu dilayani para pramusaji yang akrab disebut ladies.
Suara derik gelas minuman dengan kondisi pengunjung yang tengah mabuk sempoyongan menjadikan tempat hiburan malam tetap menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang memang mendambakan kebahagiaan dengan cara-cara seperti itu.
Magnet yang menjadi daya pikat utama penikmat hiburan malam tentu mengarah pada dua hal yakni minuman beralkohol dan pekerja wanitanya (ladies).
Ya, ladies memang berperan penting dalam usaha jasa hiburan malam. Dia sebagai kunci utama penentu nasib bisnis hiburan malam yang pelanggannya didominasi para pria berduit ini.
Maka wajar saja jika para ladies wajib memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan mereka. Sehingga para pelanggan bisa merasa betah dan mau berlama-lama.
Tujuannya agar minuman beralkohol yang disiapkan pengelola dapat segera pindah dari botol ke dalam perut-perut para pelanggan dengan harga berlipat.
Ladies dan pengelola tempat hiburan malam tentu akan mendapat profit dari minuman yang terjual dari jasa pelayanan mereka.
Dengan bentuk tubuh dan pakaian yang menggoda dan aduhai, ladies tahu benar bagaimana tugas mereka membangun relasi nyaman dengan pelanggan.
Namun, ladies tetaplah ladis dan pelanggan tetaplah pelanggan. Mereka tetaplah manusia yang pada akhirnya jatuh dalam sebuah kekhilafan.
Tempat hiburan malam sudah tidak lebih dari pasar jasa, di mana pelanggan pria berduit bertemu dengan perempuan yang sedang membutuhkan materi. Mereka bertemu di sana.
Meski tidak selalu begitu, beberapa wanita pekerja hiburan malam justru menemukan jodoh mereka dengan para pelanggan.
Demikian kata Bruno, pengelola dan pemilik tempat hiburan malam ‘Junior Cafe’ pada Senin (14/06/2021) malam lalu.
Namun, lebih jauh dari itu dan jarang diketahui publik adalah bahwa di balik gemerlapnya kehidupan dunia hiburan malam ternyata menyimpan potret buram para pramusaji ini.
BACA JUGA: Pandemi Covid-19 Ganggu Ekonomi Bisnis Hiburan Malam di Nagekeo
Ladies yang kurang beruntung menemukan jodoh mereka terpaksa harus melakukan pekerjaan ekstra demi tambahan rupiah berupa pemberian jasa esek-esek.
Oleh Bruno, “pekerjaan ekstra” masih dianggap wajar mengingat hal itu merupakan kebutuhan biologis manusia.
Meski begitu, segala bentuk risiko yang ditimbulkan atas pekerjaan tambahan itu bukan menjadi tanggung jawab pihak ‘Junior Cafe’, tempat hiburan yang berlokasi di Enek, Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo itu.
Sehingga, pihak ‘Junior Cafe’ terpaksa harus bermitra dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berupa tes HIV/AID dan penyakit menular seksual lainnya terhadap para pekerja wanita di pada tanggal 25 setiap bulanya.
Terhadap fenomena itu, VoxNtt.com kemudian melakukan penelusuran untuk mengetahui sisi hitam-putih potret wanita pekerja tempat hiburan malam di Nagekeo.
Hasilnya sungguh mengejutkan. Salah satu informasi yang berhasil diperoleh jurnalis VoxNtt.com adalah adanya prilaku oknum anggota polisi di Polres Nagekeo yang menjadikan beberapa pekerja wanita (ladies) sebagai istri simpanan.
Bahkan, dari hubungan gelap itu beberapa di antara wanita simpanan kini telah melahirkan anak.
Untuk melakukan verifikasi informasi, VoxNtt.com tengah berupaya menemui salah satu dari dua wanita yang disebut telah memiliki anak hasil dari hubungan gelap dengan seorang oknum anggota polisi di Polres Nagekeo ini.
Namun, hingga saat ini keberadaan para wanita simpanan oknum anggota polisi itu masih misterius.
VoxNtt.com telah beberapa kali pergi ke tempat yang selama ini menjadi rutinitas pekerjaan mereka, namun belum berhasil menemui wanita-wanita dimaksud.
Wanita itu menghilang setelah tempat kerja mereka dirazia polisi pada tanggal 4, 5 dan 6 Juni 2021 lalu.
Sejalan dengan usaha VoxNtt.com, Pengacara di Lembaga Bantuan Nurani Kabupaten Nagekeo, Mbulang Lukas, mengatakan, verifikasi informasi ini sangat penting demi menjaga citra dan nama baik lembaga Kepolisian Republik Indonesia.
Beberapa petunjuk lain yang diperoleh jurnalis VoxNtt.com menyebut kalau salah satu wanita simpan oknum anggota polisi itu telah melahirkan seorang anak di Rumah Sakit Umum (RSU) Pusat Sanglah Denpasar, Provinsi Bali, tahun 2018 lalu.
Namun, sang pemberi informasi masih enggan menyebut identitas oknum anggota polisi itu secara rinci.
Bahkan, oknum anggota polisi yang sama kini kembali dikabarkan memiliki wanita simpanan lain, juga berprofesi sebagai pekerja di tempat hiburan malam di Nagekeo. Wanita itu juga dikabarkan juga telah melahirkan seorang anak.
Jurnalis VoxNtt.com mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi ini secara cepat. Sebab informasi ini sangat tertutup dan hanya diketahui oleh sedikit orang saja.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba