Ruteng, Vox NTT- Salah satu keluarga terkonfirmasi positif Covid-19 di Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong, yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah mengeluh lantaran tidak diperhatikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai.
Keluarga tersebut dikepalai oleh Yosep Katu (37). Ia dan istrinya Magdalena Lanus (26) telah dikarunia empat orang anak. Yang sulung bernama Venansius Sumardi (12).
Sedangkan yang kedua bernama Julika Dago (8), menyusul yang ketiga Maria A.K Jaya (5), serta yang bungsu masih berusia empat bulan.
Empat di antara enam orang anggota keluarga tersebut kini terkonfirmasi positif Covid-19.
Sedangkan dua di antaranya yakni sulung dan bungsu yang masih berusia empat bulan negatif Covid-19.
Keempatnya positif setelah menjalani rapid test di Puskesmas Watu Alo pada 20 Agustus 2021 lalu.
Kisah tentang Yosep terpapar Covid-19 berawal dari kunjungan ke Puskesmas Watu Alo.
Kala itu, ia hendak mengecek kesehatan karena mengalami sakit flu dan demam. Sampai di sana, pihak medis melakukan rapid test terhadap Yosep.
Berdasarkan hasil rapid test antigen, Yosep dinyatakan positif Covid-19.
Ia kemudian pulang ke rumahnya untuk menjemput istri dan anak-anaknya agar menjalani rapid test di puskesmas.
Setelah dijemput, istri bersama empat orang anak Yosep pun di-rapid. Dua di antaranya termasuk yang masih berusia empat bulan dinyatakan negatif. Sedangkan istrinya dan dua orang anak positif seperti Yosep.
Mereka pun menjalani karantina mandiri di rumah. Sejak menjalani karantina, tidak ada sedikitpun bantuan dari pihak Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai terhadap mereka.
Mereka hanya mendapatkan obat berupa vitamin yang diberikan puskemas.
Informasi tersebut disampaikan keluarga dekat pasien bernama Maria Yasinta Dewi.
Dewi mengisahkan, selama mereka menjalani karantina, Pemda melalui Tim Satgas Covid-19 sama sekali tidak memperhatikan.
Sekarang, keluarga tersebut sudah mulai kekurangan stok makanan. Walaupun mereka memiliki stok padi, namun kesulitan untuk menggiling padi tersebut karena takut pemilik giling tidak menerima.
“Keadaan mereka sekarang sangat memprihatinkan. Mereka kehabisan makanan, seperti sembako, ada padi mau digiling tapi orang tidak mau terima,” ungkap Yasinta.
Pernah suatu ketika keluarga tersebut pergi ke kios untuk membelanjakan kebutuhan rumah tangga seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya. Namun, pemilik kios enggan melayani karena takut terpapar Covid-19.
“Sementara bayi mereka masih menyusui dan asi ibunya tidak lancar karena stres dan kekurangan gizi. Di sini mereka sangat membutuhkan perhatian pemerintah,” tutur Yasinta.
Yasinta pun mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Tim Satgas Covid-19 memperhatikan kondisi keluarga Yohanes.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai belum berhasil dikonfirmasi seputar kondisi keluarga Yohanes. Dihubungi melalui telepon, Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai Lodovikus D. Moa tidak kunjung merespons.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba