Kupang, Vox NTT-Di masa pandemi Covid-19, kesulitan terbesar bagi para tenaga medis adalah membagi peran untuk menangani pasien penyakit berbahaya lain, seperti HIV/AIDS.
Saat semua tenaga kesehatan fokus pada penanggulangan Covid-19 banyak Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang selama ini sudah terjaring hilang kontak dan tidak lagi konsumsi obat.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT, dr. Husein Pancratius, mengatakan pihaknya menggelar rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2021 pada Jumat 17 September 2021.
Rapat itu bertujuan membangun sebuah komitmen bersama untuk mengatasi persoalan ODHA yang selama ini hilang kontak karena masa pandemi Covid-19.
Menurut Husein, rapat koordinasi melibatkan sekretaris KPA kabupaten/kota, komunitas dan yayasan yang peduli dengan HIV/AIDS.
“Begini, ada yang meninggalkan pengobatan HIV di masa pandemi ini, padahal tujuan obat itu menekan virus dalam darah. Virus tidak hilang tapi turun. Tujuan juga supaya jangan jadi AIDS. Kita cegah karena kebanyakan mereka berada di usia produktif. Ibu hamil misalnya kalau minum obat anaknya tidak tertular. Jadi tujuan konsumsi obat itu untuk menekan penularan,” jelas Husein.
Persoalannya, demikian Husein, adalah bagaimana mereka yang sudah terjaring itu dikoordinasi secara baik. Supaya mereka bisa kembali dan minum obat.
“Kita sekarang membahas caranya karena ini tidak bisa mengandalkan tenaga kesehatan,” katanya.
Karena itu, ia meminta agar orang kesehatan harus mengaku dan menyerahkan ini kepada KPA. Selama ini KPA sudah bekerja mencari sebanyak-banyaknya orang yang berisiko tinggi.
“Di mana ada transaksi seksual tinggi, juga di mana masyarakat yang paling banyak bekerja di luar daerah,” imbuh dia.
Selain menghasilkan langkah strategis untuk mengembalikan komunikasi yang terputus akibat pandemi dengan ODHA, Husein juga menyebut ada langkah lain yang perlu diambil untuk melakukan tes secara menyeluruh.
“Lebih khusus bagi tenaga kerja asal NTT yang keluar daerah. Saat pergi mereka diperiksa secara ketat saat pulang mereka tidak ada pemeriksaan padahal sebetulnya mereka adalah orang-orang yang berisiko tinggi sebagai penular HIV/AIDS,” pungkasnya.
Data terkini jumlah orang terinfeksi HIV AIDS di NTT sebanyak 7662 orang, terbanyak masih berada di Kota Kupang yakni sebesar 3903 orang.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba