Bajawa, Vox NTT– Kabar duka menerjang dunia pendidikan di Ngada. Salah satu pelajar SMK di kabupaten itu dilaporkan tewas setelah dianiaya oleh temannya sendiri.
Kejadian nahas itu menimpa Natalis Molo Gare (16), pelajar SMK Bangun Mandiri, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada pada 10 Oktober 2021 kemarin.
Natalis tewas setelah mendapat pukulan bertubi-tubi di area belakang kepala yang dilakukan oleh rekannya sendiri bernama Yanuarius Keo Modo (17).
Menurut Kasat Reskrim Polres Ngada Iptu I Ketut Rai Artika, kejadian tewasnya Natalis itu berawal dari kedatangan korban ke kamar tidur para pelajar yang sedang melakukan praktik belajar, tepatnya di lokasi peternakan ayam milik SMK Bangun Mandiri di Desa Libunio, sekitar pukul 06.30 Wita.
Mendapati rekan-rekannya masih tidur, korban pun kemudian membangunkan mereka.
“ee…bangun sudah ole sudah pagi ni,” kata saksi Emilianus Wale Meo (17) meniru perkataan korban.
Setelah terbangun, Emilianus lalu duduk dengan korban sambil bercerita. Sedangkan, satu teman lain bernama Vinsensius Robe Loza (20) memilih untuk duduk di pintu kandang ayam sambil bermain handphone. Namun, pelaku Yanuarius Keo Modo (17) saat itu tetap masih tertidur.
Melihat pelaku masih tetap tertidur, munculah niat Emilianus untuk mencandai pelaku. Emilianus kemudian bergegas mengambil garam yodium lalu memasukan ke dalam mulut pelaku.
Menyadari ada garam di dalam mulutnya, pelaku pun terkejut kemudian terbangun.
Reaksi pelaku yang terkejut karena ada garam di dalam mulutnya membuat semua pelajar yang berada di dalam kamar tersebut tertawa, termasuk korban yang saat itu sedang duduk di samping pelaku.
Sementara, Emilianus, orang yang menaruh garam ke dalam mulut pelaku kemudian bergegas berlari keluar kamar. Ia lalu pulang ke rumahnya setelah melihat reaksi pelaku yang terkejut karena garam yang disimpannya.
Pelaku yang terkejut dan ditertawai itu tiba-tiba langsung memukul korban menggunakan kepalan tangan di area belakang kepala secara berulang kali hingga korban terkapar di atas tempat tidur.
Setelah kejadian tersebut kepala sekolah bersama pelajar lainnya mengantar korban ke Puskesmas Waepana, Kecamatan Soa. Namun nyawa korban tidak bisa tertolong meski sempat mendapat pertolongan medis di puskesmas itu.
Keluarga korban pun sudah melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Soa untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba