Kefamenanu, Vox NTT- Bupati TTU Juandi David melakukan penanaman secara simbolis tanaman kapas di Desa Banae, Kecamatan Insana Barat, Rabu (08/12/2021).
Terpantau, penanaman secara simbolis yang dilakukan di lahan yang terletak di belakang Kantor Desa Banae itu dihadiri oleh staf ahli, para pimpinan OPD, Kapolsek Insana Iptu Alfonsius Veran Nahak, Danramil Biboki Selatan Lettu Inf.I Wayan Saputra, Camat Insana Barat Melkianus Gawu, Penjabat Kades Banae Ernest Tna’Auni, serta aparat dan BPD dan juga masyarakat setempat.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Kua Mnasi Nedhy Prischilla Neonbeni dan pengurus serta lembaga United In Devercity selaku sponsor utama pengembangan tanaman kapas di Desa Banae.
Bupati Juandi dan rombongan yang tiba di Kantor Desa Banae disambut secara adat.
Itu mulai dengan takanab, pengalungan selendang hingga tarian.
Usai disambut secara adat, bupati dan rombongan langsung diarahkan masuk ke Lopo Desa untuk beristirahat sejenak untuk seterusnya melakukan penanaman simbolis.
Usai penanaman simbolis, dilakukan acara seremonial serta dialog antara bupati dan masyarakat.
Penjabat Kades Banae Ernest Tna’Auni kepada wartawan menjelaskan, keahlian menenun dengan menggunakan benang dari bahan kapas lokal (Ab Meto) saat ini sudah hampir tidak lagi dikuasai oleh masyarakat terutama kaum muda.
Hal itu juga disebabkan oleh bahan baku benang dari kapas tidak lagi ada.
Sehingga saat ada tawaran dari Yayasan Kua Mnasi dan Lembaga United In Devercity langsung diterima oleh pemdes Banae.
“Ab Meto (Benang dari kapas yang ditanam) sudah hampir tidak ada lagi kalau untuk daratan Timor, sehingga saat dapat tawaran itu kita langsung mengiyakan,” tandasnya.
Ernest menjelaskan, lahan untuk pengembangan tanaman kapas di areal yang dilakukan penanaman simblis oleh Bupati TTU sebesar 25 are.
Sebagian besar tanaman kapas lainnya dikembangkan di lahan milik masyarakat.
“Sebagian tanam di pagar kebun, yang lain tanam di antara tanaman mente, total luasan lahan biasa sampai puluhan hektare yang kita kembangkan tanaman kapas ini,” tuturnya.
Ernest pada kesempatan itu mengimbau masyarakat agar fokus untuk mengembangkan tanaman kapas. Untuk selanjutnya bisa digunakan jadi benang untuk dijadikan kain.
Sementara untuk pasar, jelasnya, saat ini sangat menjanjikan lantaran sudah ada komunikasi antara pemdes dan para pembeli di luar provinsi maupun luar negeri.
“Untuk pasar tetap kita jamin, sangat menjanjikan, kita sudah ada komunikasi dengan para pembeli bahkan yang diluar negeri,” ujarnya.
Bupati TTU Juandi David dalam sambutannya menegaskan seiring perkembangan zaman, banyak hal negatif yang juga terjadi.
Salah satunya yakni dengan gampangnya corak khas kain Tenunan asli TTU dijiplak oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Sehingga jika tidak disikapi dengan segera, jelasnya, maka ke depannya corak khas tenunan masyarakat TTU bisa hilang.
“Kalau tidak disikapi maka suatu saat corak khas kita hilang dijiplak pihak luar,” ujarnya.
Bupati Juandi pada kesempatan itu mengakui pengembangan kain tenunan dengan menggunakan benang dari kapas yang ditanam memiliki nilai jual yang tinggi.
Itu lantaran proses pekerjaan yang lama serta pewarnaan yang alami namun tahan lama.
Sehingga Bupati Juandi mengaku dirinya sangat mendukung pelaksanaan pengembangan tanaman kapas di Desa Banae.
“Bantuan dalam bentuk apa saya tidak sampaikan sekarang, tapi pastinya ada,” tutur mantan Kadis PMD TTU itu.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba