Kupang, Vox NTT- Tujuh (7) anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dilaporkan hilang di Mauritius, sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, 900 km sebelah timur Madagaskar, sekitar 11 bulan lalu.
Setelah insiden tersebut, Lembaga Hukum dan HAM Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA) Indonesia meminta Presiden Joko Widodo untuk bertanggung jawab.
“Kami mendesak Presiden RI perintahkan Menlu RI, Menaker, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, serta Kepala BP2MI untuk segera memberikan keterangan resmi terkait keberadaan 7 ABK asal Indonesia yang hilang di Mauritius, apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal,” tegas Ketua Dewan Pembina Lembaga Hukum dan HAM PADMA Indonesia, Gabriel Goa, dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Kamis (03/02/2022) malam.
Menurut dia, dua di antara ABK yang hilang di Mauritius tersebut berasal dari Belu, Nusa Tenggara Timur. Keberadaan mereka yang belum diketahui ini tentu saja menimbulkan kegelisahan bagi orangtua dan keluarga.
“Bahkan susah tidur bagi kedua orangtua dari dua ABK asal Belu, Nusa Tenggara Timur. Mereka terus menerus kontak dan menangis minta tolong Lembaga Hukum dan Ham PADMA Indonesia,” imbuh Gabriel.
Orangtua ABK, kata dia, mengharapkan PADMA Indonesia meminta informasi lengkap ke pihak Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di Madagaskar dan Mauritius untuk mengetahui keberadaan anak-anak kesayangan mereka.
“Mereka juga meminta kami melobi pihak Kemenlu RI dan perwakilan RI di Madagaskar dan Mauritius untuk mendengarkan keterangan langsung nakhoda kapal ikan dan ABK asal Vietnam yang saat ini ditahan pihak Kepolisian Mauritius,” jelas Gabriel.
BACA JUGA: Ancaman Gubernur Belum Manjur, Ratusan Peti Mati Dikirim ke NTT Era Viktor-Jos
Gabriel menegaskan, Pemerintah Indonesia harus bisa bekerja sama dengan Kepolisian Mauritius untuk meminta keterangan resmi nakhoda dan ABK asal Vietnam yang masih hidup dan kini ditahan oleh kepolisian setempat.
Tidak hanya itu, Gabriel juga mendesak Menlu RI agar bisa menfasilitasi perwakilan keluarga 7 ABK asal Indonesia untuk bertemu dengan nakhoda kapal dan ABK asal Vietnam yang masih ditahan Kepolisian Mauritius.
“Tentu keluarga bertemu untuk menanyakan keberadaan 7 ABK asal Indonesia yang hilang di Mauritius, apakah masih hidup atau sudah meninggal? Kalau meninggal apakah dilarung di laut atau dikuburkan di Mauritius?” tukas Gabriel.
Penulis: Ardy Abba