Ruteng, Vox NTT- Lembaga Hukum dan HAM Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia meminta Polda NTT menindak tegas pelaku human trafficking.
Ketua Dewan Pembina Padma Indonesia, Gabriel Goa, mengatakan perekrutan calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTT masih marak terjadi.
PMI yang hendak berangkat ke Malaysia dan Singapura diduga kuat non prosedural dan tentu saja rentan kasus human trafficking.
Mereka, kata dia, berangkat ke Malaysia dan Singapura melalui jalur Medan.
Sebab itu, perlu kolaborasi bersama pemerintah, aparat penegak hukum, lembaga agama dan masyarakat beserta pers, untuk membongkar jaringan human trafficking PMI asal NTT.
“Kami mendesak Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang untuk berkoordinasi serius dengan Mabes Polri, Polda NTT dan Polda Sumut untuk menindak tegas dan membuat efek jera terhadap pelaku dan aktor intelektual jaringan migrasi ilegal yang rentan human trafficking di wilayah NTT melalui jalur Medan dan jalur-jalur tikus lainnya di jalur Barat (Kepri, Riau dan Sumut), jalur Tengah (Kalbar) dan jalur Timur (Kaltara),” tegas Gabriel kepada VoxNtt.com, Kamis (30/03/2022).
Tidak hanya itu, ia juga mendesak Gubernur NTT dan bupati/wali kota se-NTT agar serius melakukan sosialisasi pencegahan migrasi ilegal yang rentan human trafficking dan mempersiapkan calon pekerja migran NTT melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Pekerja Migran dan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA), bekerja sama dengan Lembaga Swasta dan Lembaga Agama.
Pemerintah juga peluk menciptakan Re-branding pekerja migran NTT memiliki kompetensi dan kapasitas agar bisa bersaing di bursa pasar kerja internasional.
Pemerintah juga, kata Gabriel, perlu memberdayakan sekolah-sekolah vokasi di NTT untuk mempersiapkan calon-calon pekerja migran Indonesia agar bisa bersaing di bursa pasar internasional.
Penulis: Ardy Abba