Kupang, Vox NTT- Lembaga Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia mendesak Polda NTT segera menangkap pelaku pemukulan terhadap wartawan Suaraflobamor.com, Faby Latuan.
Faby Latuan dikeroyok dan dipukul usai jumpa pers di PT Flobamor Jalan Basuki Rachmat, Kelurahan Naikolan, Kota Kupang, Selasa (26/04/2022).
Ketua Dewan Pembina Lembaga Hukum dan HAM Padma Indonesia, Gabriel Goa, mengatakan kekerasan fisik terhadap wartawan Faby Latuan memperlihatkan kepada publik bahwa peristiwa barbar kembali terulang terhadap insan pers di era reformasi.
“Pers sebagai salah satu pilar demokrasi kembali diintimidasi dan diteror,” ujar Gabriel kepada VoxNtt.com, Selasa sore.
Menurut dia, peristiwa tragis terhadap jurnalis tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Sebab itu, Gabriel mendesak Polda NTT untuk segera menangkap pelaku dan aktor intelektual tindak pidana kekerasan terhadap jurnalis Faby Latuan.
“Saya engajak solidaritas pers dan pegiat kemanusiaan untuk mendukung total Kapolri dan Kapolda NTT, tangkap dan proses pelaku dan aktor intelektual kekerasan terhadap jurnalis Faby Latuan, ” tegas Gabriel.
Dilansir Selatan Indonesia, Jack Rado salah satu rekan wartawan Faby Latuan yang ikut serta dalam acara jumpa pers tersebut mengungkapkan ketika kejadian ia masih berada dalam ruangan kantor PT Flobamor.
Namun ia sempat mendengar keributan di jalan depan perusahaan itu.
“Saya masih minum air di dalam kantor tiba-tiba melihat ada keributan di depan jalan ternyata Om Faby dipukul oleh dua orang bercadar,” ungkap Jack.
Saat itu, kata Jack, Faby Latuan masih berada di atas motor dan langsung terjatuh setelah dikeroyok.
Sebelum diserang, dua orang itu memanggil nama Faby Latuan. Faby kemudian menoleh dan menyahut. Sayangnya, saat itu juga ia langsung diserang.
“Ada teman wartawan lain yang mau datang bantu tapi tiba-tiba ada empat orang lagi datang membawa pisau, jadi teman wartawan yang mau bantu Om Faby langsung lari menyelamatkan diri,” kata Jack.
Akibat penyerangan tersebut Faby Latuan langsung dibawa ke RS Titus Uly, Kota Kupang. Hingga ini, ia masih dirawat di rumah sakit tersebut.
Penulis: Ardy Abba