Kupang, Vox NTT- Bagian paling klimaks dari kerja kemanusiaan adalah saat Anda mendapat pujian. Seperti terbang lantas segera ingat diri. Bahkan, jika pujian itu datang dari petinggi atau elit, rasanya sensasional, namun tidak perlu lupa diri.
Pun demikian dengan sebuah lembaga, INOVASI. Sepekan lalu, lembaga ini mendapat apresiasi khusus dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi.
Pujian itu mendarat di kening para pegiat INOVASI di NTT saat ritual pembukaan sebuah seminar dan pelatihan.
Linus Lusi yang mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayan NTT, memberikan ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-tinggi bagi Inovasi karena kerja keraqsnya dalam meberantas keterbelakangan pendidikan di NTT.
Linus juga menggelitik seluruh elit di NTT, dengan memamerkan hasil kajian dan penelitian Inovasi yang menyebut tingkat Numerisasi dan baca di NTT masih berkategori rendah.
Seminar dan pelatihan itu bertajuk “Kurikulum Merdeka Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualias”.
Lebih menarik lagi, saat seminar akan dibuka, muncul gagasan bersama untuk mendeklarasikan sebuah gerakan yang diberi nama Flobamorata Bergerak.
Gerakan ini lintas sektor. Selain Dinas Pendidikan, Balai Guru Penggerak NTT Kementerian Pendidikan dan tentunya INOVASI.
Tak hanya itu keterlibatan forum guru dan juga kelompok peduli pendidikan ramai-ramai diajak untuk sama-sama, urun rembuk memajukan pendidikan di NTT, apalagi tingkat pendidikan dasar.
Pujian adalah Cambuk
INOVASI sendiri bukan baru kemarin sore hadir NTT, bukan pula baru seumur jagung.
Giatnya untuk membantu menfasilitasi sekolah pendamping di NTT sudah sejak lama.
INOVASI adalah Program Kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia dalam bidang Pendidikan sejak 2016 sampai Desember 2023 (dalam 2 fase program).
INOVASI bekerja di 4 provinsi yaitu NTT, NTB, Jawa Timur dan Kalimantan Utara.
Untuk NTT, INOVASI sudah bekerja di 4 kabupaten di pulau Sumba dan Kabupaten Nagekeo.
Ada kabupaten calon yang sedang dalam penjajakan adalah Kabupaten Ngada dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.
“Fokus Program adalah Literasi, Numerasi dan Penguatan Pendidikan Karakterk hususnya pada jenjang Pendidikan dasar karena ini menjadi fondasi untuk pembelajaran selanjutnya,” ujar Provincial Manajer INOVASI NTT, Hironimus Sugi, beberapa waktu lalu.
Pujian dan tepuk tangan adalah sebuah penghargaan atas upaya dan kerja nyata dan positif bukan hanya didapatkan secara gratis belaka.
INOVASI juga mengapreasi kembali pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendidikan baik provinsi maupun kabupaten yang melihat hasil kerja positif dari kemitraan yang dibangun antara pemerintah dan INOVASI ini. Sehingga manfaat bias dirasakan oleh anak – anak dari sekolah – sekolah yang menjadi dampingan INOVASI.
“Manfaat umum malah sekarang semakin meluas dengan keinginan semua pihak mengadopsi pendekatan INOVASI khusus pada bidang yang literasi, numerasi dan Pendidikan karakter yang didukung oleh INOVASI,” ujar Hironimus menjawab apresiasi Kadis P dan K NTT.
Bergerak ke Kabupaten Lain
Sejauh ini, INOVASI bekerja melakukan pendampingan dengan sekolah binaan yang berada di empat Kabupaten di NTT.
Empat kabupaten itu yakni seluruh daratan Sumba dan Kabupaten Nagekeo.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT, sempat meminta agar menjakau kabupaten lain, dengan perhitungan masih banyak sekolah alin yang membutuhkan pendampingan secara serius oleh INOVASI.
“Kami menghargai kemauan baik ini dan memohon dukungan untuk memfasilitasi jika ada kabupaten kota lain yang berkehendak karena dengan Flobamorata bergerak ini, kita harapkan semakin banyak anak NTT yang mendapatkan manfaat dari program ini,” jelas Hironimus Sugi.
Bekerja untuk memajukan pendidikan, mendukung buku-buku bacaan, melakukan pelatihan terhadap guru dan tenaga pendidik agar sekolah berkembang menjadi baik, bukan tanpa tantangan.
Menurut dia, tantangan umum adalah konteks ketertinggalan di NTT karena masih banyak kabupaten yang masih tergolong kabupaten 3 T.
Ini berdampak pada ketimpangan pembangunan termasuk juga dalam bidang Pendidikan.
“Tantangan memang banyak tapi bagaimana memastikan guru mampu memfasiltiasi pembelajaran sesuai kebutuhan belajar siswa itu yang utama. Dan itu juga menjadi spirit dari Kurikulum Merdeka ini,” ujar Hironimus.
Sebagai informasi, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan program kemitraan antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia.
Lembaga ini bekerja langsung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
INOVASI berupaya memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di sekolah-sekolah yang ada di berbagai kabupaten di Indonesia, terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba