Oleh: Damianus Adar, Stefanus P Manongga, dan Lasarus Jehamat
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Undana, Ketua Peneliti Stunting Kedaireka Undana, Anggota Peneliti Stunting dan Dosen Sosiologi Fisip Undana
Mendiskusikan sebab stunting memang terkesan mudah dilihat dan gampang dilacak. Sebab, pengetahuan umum menyebutkan jika stunting disebabkan minimal karena kekurangan gizi ibu hamil dan balita. Selesai.
Karena itu, penanganannya pun mengikuti sebab utamanya itu. Jika banyak orang hanya mengikuti logika begitu, stunting bakal masih lama menjadi hantu bagi generasi daerah dan bangsa ini.
Itulah alasan, saat mendiskusikan sebab stunting, pola pikir kita tidak boleh linear dan tertuju pada satu arah. Saat mendiskusikan stunting, pemikirannya harus kompleks dan utuh. Stunting tidak disebabkan hanya karena satu faktor.
Banyak variabel yang menyebabkan seorang balita jatuh dalam kubangan stunting.
Tim Stunting Kedaireka Undana sedang melakukan penelitian dan pendampingan terhadap beberapa keluarga yang anaknya teridentifikasi stunting. Hasil penelitian utuh akan dilaporkan dan dipublikasikan nanti.
Tulisan ini merupakan catatan sekenanya saja terkait data yang didapatkan selama melakukan penelitian di beberapa desa di Kabupaten Kupang.
Karena penelitian dan pendampingannya belum selesai, tulisan ini hanya membahas salah satu sebab stunting yang ada di desa tertentu.
Kali ini, Tim Penelitian Stunting-Kedaireka Undana membahas sebab dan dinamika penyelesaian stunting di Desa Nekmese Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang.
Tentu masih banyak hal menarik yang bakal ditemukan dalam perjalan riset yang akan datang di masing-masing desa dan kabupaten. Itu akan menjadi catatan penelitian utuh seperti yang telah disampaikan di atas.
Kali ini, tulisan ini berfokus pada sebab terjadinya stunting. Perlu dijelaskan bahwa penyebab stunting itu banyak dan beragam. Beberapa di antaranya ialah karena faktor ekonomi, kesehatan, pola hidup sehat, dan lain-lain.
Dalam tulisan ini, kami tidak membahas semua sebab munculnya stunting. Kali ini, hanya dibahas satu dari sekian banyak sebab munculnya stunting.
Lingkaran Setan Penyebab Stunting
Di Desa Nekmese Kecamatan Amarasi Selatan, salah satu penyebab utama stunting ialah karena pernikahan dini. Jika dibuat dalam skema pohon faktor, pernikahan dini memang bukan akar utama penyebab stunting. Pernikahan dini merupakan sebab turunan.
Sebab, kita masih bisa melacak dan menganalisis alasan kaum muda melakukan pernikahan dini. Namun demikian, alasan pernikahan dini menarik dibahas karena dari sana, akan muncul sebab turunan lainnya sehingga seorang balita terkena stunting.
Temuan di lapangan menunjukkan banyak kaum mudah Nekmese yang hamil selama masih mengenyam pendidikan sekolah tingkat atas (SMA).
Ini mengkhawatirkan. Sebab, selain secara mental belum siap, secara fisik dan ekonomi, anak-anak muda ini masih perlu belajar untuk menjadi dewasa dan menjaga serta merawat anak-anak.
Setelah seorang perempuan yang masih berstatus siswi SMA melahirkan anak, rasa tanggung jawab untuk menghidupkan keluarga kecilnya mulai muncul.
Banyak di antara mereka yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan pergi mencari kerja di luar negeri. Kepergian itu tentu didasarkan pada alasan bahwa mereka harus bertanggung jawab atas anak yang dilahirkannya.
Ini sesungguhnya baik kalau usia dan statusnya sudah agak matang.
Dalam beberapa diskusi di beberapa kesempatan, beberapa tokoh masyarakat menyebut jika anak-anak dari mereka yang melakukan pernikahan dini dititipkan di orang tua mereka (opa dan oma) yang juga masih memiliki pekerjaan dan tanggung jawab. Ini soal.
Orang tua dari mereka yang melakukan pernikahan dini tentu harus membagi perhatian, antara sibuk mengurus kesibukannya sendiri atau menjaga cucu mereka.
Pola makan anak dan perilaku sehat anggota keluarga mulai jarang diperhatikan.
Stunting harus disebut di situ. Kondisi demikian menjadi pemicu yang mempercepat munculnya stunting.
Konseling bagi Kaum Muda
Membaca sebab stunting di Desa Nekmese Kabupaten Kupang Tim Undana sedang merumuskan strategi penanganan stunting.
Selain intevensi bersifat fisik, intervensi nonfisik berbentuk konseling hemat kami laik dilakukan. Konseling dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan literasi media di sekolah.
Pelaksanaan konseling diperlukan terutama untuk memberikan pemahaman kepada kaum muda akan urgensi kesiapan menikah, memiliki dan merawat anak.
Kematangan seorang ibu tentu tidak hanya diukur dengan kemampuan menghasilkan anak tetapi juga memelihara dan merawat anak agar tidak tekena stunting.
Selanjutnya, kaum muda saat ini perlu diberi pemahaman tentang media. Literasi media amat diperlukan di sana. Sebab, dalam banyak kasus, banyak orang muda yang bisa memegang gadget (handphone) tetapi tidak cerdas menggunakan media.
Kaum muda saat ini ditawarkan beragam kemudahan untuk berjumpa dengan orang lain tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Kecerdasan membangun komunikasi di media sosial perlu disosialisasikan terus menerus agar kaum muda bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang menguntungkan dan mana yang dapat merugikan dirinya.
Kita hidup di sebuah ruang yang oleh Ulrich Beck sebagai masyarakat berisiko.
Stunting bisa jadi dianggap sebagai fenomena fisik biologis. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, akar stunting sesungguhnya ialah keengganan kita orang tua memerhatikan kaum muda dari beragam perangkap teknologi di kanal berisiko tersebut.
Memutuskan mata rantai stunting hemat kami salah satunya bisa dilakukan dengan intervensi nonfisik seperti dibahas di atas. Bimbingan konseling dan literasi media bagi kaum muda.