Kupang, Vox NTT-Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar Diskusi Flobamorata Bergerak untuk Refleksi dan Tindak Lanjut Desiminasi Praktik Baik Asesmen dan Pembelajaran Berdiferensiasi (Reading Camp) Jenjang Sekolah Dasar kepada Penggerak Komunitas Belajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Rabu (20/12/2022).
Diskusi ini melibatkan komunitas belajar dan Kepala Dinas P dan K dari kabupaten/kota di NTT. Diskusi yang digelar di Hotel Aston Kupang ini membahas tentang masukan dan ide dari para Kepala Dinas P dan K yang ikut terlibat. INOVASI juga turut diundang.
Kepala BGP NTT, Wirman Kasmayadi pada kesempatan itu mengatakan pentingnya melakukan asesmen.
“Hanya dengan asesmen baru kita tahu masalah pendidikan kita ada dimana,” katanya.
Sementara itu, Manajer Provincial INOVASI NTT, Hironimus Sugi memaparkan bahwa di masa pandemi tingkat literasi dasar untuk SD di NTT mengalami ketertinggalan.
“Kita tertinggal 24-41 bulan selama Covid-19. BGP dan INOVASI akan melakukan asesmen itu. Pemetaan untuk mengukur kemampuan anak setiap waktu,” katanya.
Menurutnya, diskusi PGP dan komunitas belajar bertujuan memberikan masukan dan juga pencapaian agar melihat apa yang perlu diperbaiki ke depan.
Kadis P dan K Kabupaten Ende, Mathildis Mensi Tiwe juga turut hadir dalam sesi diskusi itu.
Mathildis kemudian menyampaikan bahwa terkadang hasil penerapannya beda di lapangan.
“Pada prinsipnya ini satu kesatuan. Kami sampaikan terimakasih. Di Ende hampir semua guru penggerak kira dorong untuk jadi kepala sekolah,” kata dia.
Baginya, mendorong agar Guru Penggerak di Ende memiliki jabatan kepala sekolah punya tujuan yang baik.
“Memudahkan kami untuk mendorong percepatan penerapan kurikulum merdeka,” katanya.
Sementara, Kadis P dan K Kabupaten Ngada, Vinsensius Milo mengatakan bahwa agar tujuan pemberantasan tingkat literasi dasar yang rendah melalui guru penggerak dan komunitas belajar di Ngada, pihaknya punya langkah strategis.
“Di Ngada kami buat dengan keputusan. Kita belum optimal memberikan pendampingan kepada guru penggerak,” ujarnya.
Sisi lain, demikian Vinsensius, terdapat bentrok kebijakan antara kementerian dan juga daerah.
“Kami mendorong agar siapkan anggaran untuk mendukung kegiatan guru penggerak dan merdeka belajar,” tandasnya.
Kadis P dan K Kota Kupang Dumuliahi Djami memaparkan bahwa di Kota Kupang tahun 2023
memiliki aplikasi untuk guru akses perangkat pembelajaran.
“Kita punya lopo lopo pintar di kelurahan,” katanya.
Meski begitu, menurut Dumul, tingkat literasi dasar yang masih ada pada siswa sekolah dasar di Kota Kupang.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba