Kupang, Vox NTT- Warganet di NTT ramai berkomentar soal hasil seleksi Taruna Akpol di Polda NTT tahun 2024.
Pada beberpaa postingan di sosial media mereka kecewa lataran 11 nama calon Taruna Akpol yang lulus, didominasi oleh peserta dari luar daerah NTT.
Akun Facebook Marta Muslin misalnya, menulis “Sa pikir catar Akpol Sumatera Utara ini, ternyata NTT,” tulisnya, sindir.
Unggahan Marta memantik reaksi yang sangat beragam. Sebagian warganet mengkiritisi peserta yang lolos.
“Ketika kekuatan orang dalam mengalahkan kekuatan doa orangtua,” komentar akun Itok Aman di kolom komentar.
“Semoga suatu saat peluang diberikan kepada anak petani, ekonomi susah menjadi abdi negara,” ujar Akun Adrinaus Polo Gara.
Akun Almont Baut menulis “Harus bersuara ini, sepertinya sebagian besar kuota NTT diisi dari Luar.”
“Ini juga pelajaran. Biar ketika org NTT yg pimpin bs perhatikan anak2 NTT. Fakta membuktikan bahwa org NTT ketika jd bos tdk bs perhatikan anak2 NTT. Nanti sudah pensiun, mau masuk politik DPR,GUB,BUPATI br mengemis suara ke org NTT. Seolah olah sudah perhatikan NTT,” tulis Akun Esa Pello.
Unggahan Marta sudah dikomentari ratusan pengguna facebook dan ramai dibagikan.
Hal yang sama juga ditulis oleh Akun Facebook El Asamau. Calon DPD RI asal NTT pada Pileg kali lalu itu ikut membagikan daftar nama peserta seleksi Taruna Akpol yang lulus di Polda NTT.
Meskipun VoxNtt.com melihat unggahan El Asamu sudah tidak terlihat lagi pada laman akun Fanpage miliknya yang diikuti oleh 13 ribu orang itu, namun beberapa pengguna kembali membagikan hasil tangkap layarnya di berbagai grup facebook.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy kepada VoxNtt.com dikonfirmasi Sabtu (6/7/2024) petang bilang jika pelaksanaan seleksi bersifat terbuka dan transparan. Siapapun boleh mengikuti seleksi sepanjang memenuhi persyaratan.
“Pelaksanaan seleksi diawasi dgn ketat, baik dari internal polda, Mabes maupun pengawas dari external,” kata dia melalui pesan WhatApp.
“Hasil tes berdasarkan perolehan masing-masing peserta seleksi,” tambahnya.
Soal proses seleksi, Ariasandy mengatakan beberapa poin: Pertama, proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan transparan sehingga lulusan SMA/SMK yang memenuhi syarat bisa mendaftar ke Polres. Proses seleksi administrasi dilakukan secara berjenjang di tingkat Polres dan Polda NTT.
Kedua, selama pelaksanaan proses, semua tahapan diawasi secara ketat oleh pengawas internal (Itwasda dan Propam) serta pengawas eksternal dari berbagai kalangan seperti IDI, Himpsi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Jurnalis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, LLDikti, Bidang Meteorologi.
Ketiga, setiap tahapan tes dilakukan secara transparan dengan sistem one day service di mana hasil hari itu langsung diumumkan.
Keempat, ujian psikologi dan akademik dilakukan menggunakan sistem CAT menggunakan fasilitas lab komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang.
Kelima, seluruh hasil tes langsung ditayangkan dan ditandatangani peserta serta pengawas. Setiap habis pelaksanaan tes, peserta juga dipersilakan mengisi survei kepuasan yang dilakukan secara terbuka.
Keenam, untuk tahapan tes kesehatan, peserta yang tidak memenuhi syarat juga diberikan kesempatan melakukan konsultasi kesehatan di Bid Dokkes Polda NTT dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.
Khusus pemeriksaan kesehatan II, uji laboratorium menggunakan pihak ketiga yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Ketujuh, panitia pun tidak bisa mengubah hasil perolehan nilai karena sudah diolah dalam sistem dan peserta pun sudah mengetahui nilai setiap selesai tahapan pendaftaran.
Penulis: Ronis Natom