Mbay, Vox NTT – Kamaria Zainudin, seorang ibu rumah tangga asal Kabupaten Nagekeo, telah menjadi sosok inspiratif dengan memilih profesi sebagai tukang ojek di tengah masyarakat yang masih kuat dengan budaya patriarki.
Keberaniannya memilih pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki menjadi teladan bagi banyak orang, terutama di tengah isu gender yang masih kental di Nagekeo.
Saat bakal calon bupati dan wakil bupati Nagekeo, dr. Yohanes Don Bosco Do dan Marianus Jawa (paket Yes Jilid II) mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nagekeo, Kamaria turut hadir dalam rombongan tersebut.
Kali ini, penampilannya berbeda. Ia mengenakan hijab ungu yang rapi, meninggalkan jaket ojek yang biasa dikenakannya.
Kepada VoxNtt.com, Kamaria mengaku rela meninggalkan pekerjaannya sementara demi menunjukkan dukungannya kepada dr. Johanes Don Bosco Do dan Marianus Waja, yang mencalonkan diri kembali sebagai bupati dan wakil bupati Nagekeo untuk periode 2024-2029.
“Harapan kami sebagai masyarakat kecil, semoga Bapak Dokter Don bisa melanjutkan kembali bantuan rumah dan kasih kami kemudahan untuk bisa berobat gratis di puskesmas atau rumah sakit,” ujarnya.
Kamaria bukan satu-satunya. Sejumlah tukang ojek lainnya juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagai bentuk dukungan mereka.
Paket Yes Jilid II maju kembali untuk periode kedua dengan dukungan dari enam partai yang memiliki 13 kursi di DPRD Nagekeo dari total 25 kursi.
Para ketua partai koalisi ini, termasuk Ketua DPD Golkar Nagekeo Kristianus Dua Wea, Ketua DPC Perindo Nagekeo Hence Parera, Ketua DPC Gerindra Nagekeo Silvester Loye, Ketua DPC Demokrat Nagekeo Fredy Amekae, dan lainnya, telah menyatakan dukungan penuh untuk kemenangan Yes Jilid II dalam Pilkada Nagekeo yang akan berlangsung pada 27 November 2024.
Sementara itu, berkas pencalonan paket Yes Jilid II telah dinyatakan lengkap oleh KPU Kabupaten Nagekeo.
Ketua KPU, Fransiskus Huber Waso, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menerbitkan surat pengantar pemeriksaan kesehatan bagi pasangan calon di Rumah Sakit dr. Ben Mboi Kupang.
Penulis: Patrianus Meo Djawa