Mbay, Vox NTT – Antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat masih terlihat mengular di sepanjang ruas jalan Soekarno-Hatta, Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo pada Kamis (26/9/2024).
Os Piga, musisi asal Nagekeo, bersama istrinya terpaksa pulang dengan tangan kosong setelah mengantre lama di SPBU Mbay karena BBM habis sebelum giliran mereka.
Krisis ketersediaan BBM, khususnya jenis Pertalite dan Solar, belakangan ini menjadi perhatian publik.
Dugaan penyelundupan BBM subsidi semakin menguat, terutama yang ditujukan untuk proyek pembangunan Bendungan Mbay/Lambo, bahkan hingga ke luar Pulau Flores.
Beberapa waktu lalu, Pos TNI Angkatan Laut Marapokot sempat membongkar penyelundupan ribuan liter BBM subsidi di sekitar hutan bakau Marapokot, yang sudah diangkut di atas kapal.
Pasca penangkapan tersebut, barang bukti BBM beserta kapal pengangkut dan terduga pelaku telah diserahkan kepada Kepolisian Resor Nagekeo.
Namun, hingga kini tidak terdengar lagi kelanjutan kasus itu, dan juragan kapal motor yang sempat ditahan kini telah dibebaskan.
Kecurigaan publik semakin kuat setelah anggota DPRD Nagekeo, Anton S. Wangge, memergoki dua unit kendaraan pengangkut BBM subsidi dari Kabupaten Ende yang sedang memindahkan BBM dari tangki kendaraan ke jeriken di pinggir jalan wilayah Madanio, Kelurahan Nangaroro.
Anton yang geram dengan aksi ilegal tersebut, langsung menyita faktur BBM dan mendokumentasikan kejadian itu sebagai bukti.
“Ini adalah kejahatan migas yang berulang kali terjadi. BBM subsidi seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin, petani, dan nelayan. Saya akan bongkar ini,” tegas politisi Partai NasDem tersebut.
Manajer SPBU Mbay Lorens Tara juga mengonfirmasi adanya indikasi permainan BBM. Menurutnya, perusahaannya mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat kekurangan volume BBM saat pengiriman.
Sementara itu, Sirilus Deru, sopir kendaraan pengangkut BBM yang tertangkap memindahkan BBM, berdalih bahwa ia hanya mengambil BBM dari tangki konsumsi untuk dijual guna membeli makanan, bukan dari tangki utama yang masih tersegel.
Dengan temuan ini, Anton berencana membawa kasus tersebut ke DPRD Nagekeo dan menggelar rapat dengar pendapat dengan pihak-pihak terkait, termasuk perusahaan penyedia BBM, perusahaan pengangkut BBM, serta aparat penegak hukum.
Langkah ini dilakukan untuk mengungkap dugaan penyimpangan BBM subsidi yang merugikan masyarakat Nagekeo.
Penulis: Patrianus Meo Djawa