Bajawa, Vox NTT – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami peningkatan signifikan sepanjang Januari 2025.
Data yang diperoleh dari Direktur RSUD Bajawa, dr. Paulina H. H. Pelletimu, total pasien DBD yang dirawat di RSUD Bajawa selama periode 1-30 Januari 2025 mencapai 63 orang.
Dari jumlah tersebut, pasien anak mendominasi dengan 43 orang, sementara pasien dewasa berjumlah 20 orang.
Para pasien berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Ngada dan daerah sekitarnya, dengan rincian Kecamatan Bajawa 32 orang, Kecamatan Golewa 15 orang, Kecamatan Soa 6 orang, kecamatan Golewa Selatan 2 orang, Kecamatan Aimere 2 orang, Kecamatan Riung Barat 2 orang, Kecamatan Bajawa Utara 1 orang, Kecamatan Riung 1 orang, Kabupaten Nagekeo 1 orang, Kabupaten Manggarai Barat 1 orang
Saat ini, masih ada tiga pasien yang dirawat di RSUD Bajawa, terdiri dari satu pasien dewasa dari Kabupaten Manggarai Barat serta dua pasien anak, masing-masing dari Kecamatan Soa dan Kecamatan Bajawa.
Meski jumlah kasus cukup tinggi, hingga kini RSUD Bajawa belum merilis data resmi mengenai jumlah kematian akibat DBD.
Namun, menurut anggota DPRD Kabupaten Ngada dari PDIP Siprianus Ndiwal, laporan masyarakat yang diterimanya menyebutkan bahwa setidaknya dua anak meninggal dunia di Kecamatan Riung dan Kecamatan Riung Barat sepanjang Januari 2025.
“Berdasarkan keterangan keluarga, kedua anak yang meninggal menunjukkan gejala kuat terserang DBD sebelum wafat,” ujarnya.
Meski demikian, otoritas kesehatan Kabupaten Ngada hingga kini belum mengonfirmasi penyebab pasti kematian tersebut.
Siprianus menegaskan, lonjakan kasus DBD ini harus menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Ngada melalui OPD terkait.
Ia mendesak adanya langkah strategis untuk mencegah penyebaran lebih luas.
“Pemerintah daerah bersama dinas kesehatan harus segera melakukan pemberantasan sarang nyamuk, fogging, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya melalui sambungan telepon dari Jakarta.
Siprianus juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi, mual, atau munculnya bintik-bintik merah di kulit.
Ia menambahkan, Kasus DBD yang terus meningkat ini harusnya menjadi alarm bagi seluruh pihak untuk segera bertindak demi mencegah jatuhnya korban lebih banyak, terutama anak – anak.
Penulis: Patrianus Meo Djawa