Bajawa, Vox NTT- Aset Koperasi Serba Usaha (KSU) Fa Masa di Desa Beiwali, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada sudah mencapai Rp 1 miliar lebih.
Kondisi aset itu terungkap dalam Rapat Anggota Tahunan di Unit Pengolahan Hasil (UPH) Fa Masa di Beiwali Sabtu, 29 April 2017 lalu. RAT kali ini merupakan yang ke-10.
Ketua KSU Fa Masa, Dominikus Maghi kepada VoxNtt.com, Selasa (2/5/2017), mengatakan saat ini koperasi itu telah memiliki anggota sebanyak 236 orang dengan kondisi aset sudah mencapai satu miliar rupiah lebih.
Anggota koperasi yang terbentuk pada tanggal 15 januari 2009 ini ialah para petani kopi di Beiwali. Mereka terlibat dalam proses produksi kopi.
Dominikus menjelaskan, anggota KSU Fa Masa yaitu 10 kelompok tani yang menjadi sub pengelola kopi, mulai dari gelondong merah hingga kopi yang siap dipasarkan.
Kopi hasil produksi kelompok tani ini akan dibantu pemasarannya oleh UPH Fa Masa. Selanjutnya hasil penjualan dikembalikan kepada kelompok tani dengan dipotong simpanan wajib anggota sebesar 120 ribu rupiah untuk satu tahun.
Menurut dia, KSU Fa masa sampai dengan saat ini tidak melayani kegiatan simpan pinjam. Namun untuk menunjang usaha para petani kopi, Fa Masa memanfaatkan dana anggur merah yang merupakan penyertaan modal dari desa. Dana ini dipinjam sebagai modal oleh petani kopi secara bergulir.
Fokus bidang usaha yang saat ini dijalankan oleh KSU Fa Masa adalah membuka unit pengolahan kopi bubuk dan pemasaran dan pengembangan dan budidaya kopi.
Sementara itu, Sekretaris koperasi Fa Masa Fabianus Deru mengatakan, saat ini koperasi itu mengalami kerugian sebesar 60 persen. Hal itu disebabkan karena curah hujan yang tinggi dan kopi diserang hama.
Akibat curah hujan yang tinggi dan kopi diserang hama, jumlah produksi kopi yang akan dipasarkan ke pembeli seperti Indocom pun menjadi berkurang.
Biasanya lanjut Fabianus, koperasi Fa Masa mengirim 30 ribu lebih kopi HS basah kepada pembeli setiap musim panen.
Namun tahun ini mengalami penurunan produksi yang berimbas pada sedikitnya jumlah pemasaran.
Fa Masa juga menyiapkan 6 ton cadangan kopi yang akan dikelola sebagai kopi bubuk dan masih menjangkau pasaran local. Namun cadangan kopi tersebut belum mencukupi stok untuk pemasaran skala besar. (Arkadius Togo/VoN).