Isu SARA bukan cerminan dari substansi berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kelompok mayoritas harus melindungi kelompok minoritas
Jakarta,VoxNtt.com-Belakang ini kesatuan dan persatuan warga bangsa diusik dengan adanya isu SARA. Dalam kaitannya dengan Pilkada serentak yang akan berlangsung pada Febrauari 2017 mendatang, isu SARA kembali menjadi produk yang dihembuskan oleh kelompok tertentu.
Hal ini tentu saja mengancam kesatuan dan persatuan bangsa. Komponen bangsa pun diharapkan secara bersama untuk menolak dan memerangi isu SARA.
Perwakilan aktivis Rumah 98, Wahab Talaohu, kepada VoxNtt, di Jakarta (28/10), mengatakan kepentingan dan ideologi lain yang dikemas dalam isu SARA merupakan sebuah produk privat, tapi Pancasila merupakan ideologi bersama dalam kebangsaan.
“Isu SARA hari ini yang kita rasakan terlepas dihembuskan oleh siapa pun atau oleh oknum apa pun tentu sangat menggangu keutuhan bangsa dan negara kita. Terutama kepada saudara kita yang minoritas, dan bahkan kepada mayoritas sendiri. Saya, sangat menolak keras dengan penggunaan isu SARA”, tegasnya.
Menurut dia, isu SARA bukan cerminan dari substansi berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dia mengajak kelompok mayoritas melindungi kelompok minoritas.
Pantau Dunia Maya
Menanggapi ancaman isu SARA tersebut, Tim sukses salah satu bakal cagub dan cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni berkomitmen untuk memerangi isu SARA. Mereka ingin berkompetisi secara sehat dan damai selama masa Pilgub DKI Jakarta 2017.
“Memang itu komitmen utama dari Mas Agus dan Mpok Sylvi. Mas Anies dan Sandi atau Pak Ahok kami juga berharap demikian. Apalagi Mas Agus menyatakan untuk apa menggunakan isu SARA toh kita semua saling kenal,” kata Ketua Bidang Informasi dan Teknologi Timses Agus-Sylvi, Roy Suryo pada 16 Oktober lalu.
Menurut Roy, timnya akan terus melakukan patroli di media sosial untuk mengantisipasi permainan isu SARA.
Trik awalnya dilakukan dengan mendata seluruh akun resmi yang menyatakan mendukung Agus-Sylvi ke KPUD DKI dengan domain yang seragam.
Cobaan Demokrasi
Terpisah, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri menilai, saat ini proses berdemokrasi di Indonesia sedang mengalami cobaan.
Megawati pun mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk tetap mencintai Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI).
Hal itu disampaikan Megawati dalam sambutannya seusai menyaksikan pertunjukan “Sri EngTay” di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (29/10).
“Belakangan ini saya melihat dalam proses berdemokrasi kita sedang mengalami sebuah cobaan. Karena, ada di antara kita sendiri yang sedang berupaya untuk tidak menerima perbedaan”, tegasnya.
Menurut Mega, pada dasarnya, kita warga Indonesia tidak membedakan masalah agama, ras, atau siapa dia. Sehingga, dengan demikian, ia menginginkan demokrasi Indonesia berjalan dengan damai. (Ervan Tou/VoN).