Dalam mewujudkan percepatan pemberdayaan dan pembangunan masyarakat desa perlu dukungan dari seluruh pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat temasuk organisasi masyarakat
Jakarta,VoxNtt.com-Pengurus Pusat Pemuda Katolik dalam bingkai Negara Kesatun Republik Indonesia (NKRI) ini telah menjadikan desa sebagai basis pelayanan sekaligus subyek pembangunan nasional sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Salah satu poin program Nawacita Jokowi-JK, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sehingga tak heran, orientasi pembangunan pemerintahan Jokowi_JK adalah memperkuat desa untuk mendukung pembangunan nasional.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik dr. Karolin Margret Natasa, kepada VoxNtt.com, pada Kamis, (17/11/2016) mengatakan, komitmen pemerintahan Jokowi-JK ini diwujudkan dengan pengalokasian anggaran sekitar Rp 1 miliar lebih untuk tiap desa setiap tahun.
Dengan anggaran ini, menurut dia, telah diupayakan berbagai kegiatan untuk membangun desa dan kawasan perdesaan melalui penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, perekonomian, telekomunikasi dan informasi, agar orang desa tidak tertarik migrasi ke kota, bahkan dan membuat orang desa tertarik kembali ke desa.
“Selain itu, pemerintahan Jokowi-JK juga telah menjalankan program-program pemberdayaan masyarakat desa agar menjadi masyarakat yang kuat dan mandiri”, kata Karolin panggilan akrabnya.
Lebih lanjut Karolin menambahkan, dalam mewujudkan percepatan pemberdayaan dan pembangunan masyarakat desa perlu dukungan dari seluruh pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat temasuk organisasi masyarakat.
Dalam konteks inilah, Pemuda Katolik sebagai bagian dari organisasi masyarakat berpartisipasi mendukung pemerintahan Jokowi-JK dalam memperkuat desa untuk menunjang pembangunan nasional.
Lebih lanjut Karolin mengatakan, Pemuda Katolik merupakan sebuah wadah bagi aktualisasi pembinaan dan perjuangan. Melalui organisasi Pemuda Katolik, diharapkan sederap langkah, sinergis dan sepemahaman dalam menterjemahkan cita-cita serta tujuan perhimpunan dalam kinerja organisasi yang solid.
“Di sinilah Pemuda Katolik diharapkan menjadi suatu kekuatan yang ampuh dalam rangka merealisasikan visi dan misi organisasi” ujar Karolin.
Sementara itu menurut Ketua Steering Committee (SC) Rapimnas Stefanus Asat Gusma, Pemuda Katolik, ditantang membuahkan gagasan berani menghadap perang ini ke depan.
Jika perang di masa depan adalah perang ekonomi, maka hadirnya pemuda desa yang terampil dan memiliki kompetensi standar internasional di desa, adalah jawabannya.
Maka dari itu, Pemuda Katolik mendukung penuh upaya pemerintah Jokowi-JK memperkuat desa.
Lebih lanjut mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI ini menandaskan dukungan ini telah dinyatakan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik yang diselenggarakan di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah pada pertengahan April 2016 yang lalu.
“Salah satu rekomendasi eksternal Rakernas adalah memperkuat desa melalui kader-kader Pemuda Katolik yang terampil untuk memberdayakan masyarakat desa agar menjadi desa yang mandiri, terampil, kuat, dan demokratis melalui kegiatan-kegiatan pendampingan yang kreatif dan inovatif”, tegasnya.
Untuk mewujudkan rekomendasi Rakernas tersebut, maka Pemuda Katolik kembali menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan diselenggarakan pada tanggal 18-20 November 2016 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
Rapimnas merupakan sebuah proses penjabaran program-program kerja yang sudah disusun dan ditetapkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rapimnas) dalam arah dan gerak organisasi.
Rapimnas yang bertepatan dengan Dies Natalis ke-71 Pemuda Katolik ini mengangkat tema “Konsolidasi Organisasi Untuk Memperkuat Pembangunan Nasional Berbasis Desa”.
Lebih lanjut Gusman mengatakan dengan tema ini diharapkan spirit 71 Tahun Pemuda Katolik dapat melahirkan program-program konkrit, inovatif dan implementatif untuk mencetak kader-kader yang populis, handal, terampil, kompetitif, dan mandiri.
“Hal ini penting karena tantangan bangsa Indonesia saat ini sudah nampak di depan mata yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dan pertarungan MEA niscaya sedikit banyak telah memasuki wilayah desa, sehingga dibutuhkan masyarakat desa yang terampil, berdaya saing, paham teknologi dan memiliki kompetisi standar internasional”, kata Gusman panggilan akrabnya.
Rapimnas yang akan dilaksanakan di Surakarta (Solo), Jawa Tengah ini akan dibuka secara resmi oleh Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Edo Putro Sandjojo.
Rapimnas Pemuda Katolik ini akan dihadiri oleh Anggota DPR RI, Yudi Latif, Dirjen PPMD Kemendes, Eko Sulistyo, Lemhanas, para alumni dan kader Pemuda Katolik, dan seluruh Komisariat Daerah (KOMDA) Pemuda Katolik di 34 Provinsi di Indonesia. (Ervan Tou/VoN)