Larantuka, Vox NTT- Masyarakat di Desa Waibao (Riangpuho), Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur prihatin dengan aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Satu Atap (SATAP) Riangpuho.
Informasi yang diterima VoxNtt.com, KBM di sekolah itu tidak berjalan normal sebagaimana sekolah pada umumnya.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komite Sekolah, Anton Tuan Nitit saat dijumpai media ini pada Senin, (30/04/2018) lalu di rumahnya.
Dikatakan Anton, anak-anak sekolah sering pulang tidak sesuai dengan jam sekolah dan banyak siswa yang membolos sekolah.
Baca: Selama 7 Bulan, Guru SMPN SATAP Riangpuho Tidak Terima Honor
Tak hanya siswa yang membolos, guru honorer juga sudah mulai enggan masuk sekolah lantaran sudah tujuh bulan mereka tidak menerima honor dari sekolah itu.
Beberapa di antaranya (guru honor) memilih untuk berkebun demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Anak-anak sekolah pagi-pagi sudah pulang. Ketika ditanya kenapa pulang, mereka menjawab, tidak ada guru,” Cerita Anton.
“Banyak anak juga yang membolos sekolah. Guru-guru honor memilih untuk berkebun sebab sudah tujuh bulan tidak terima honor. Bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka kalau tidak dapat honor,” tambahnya.
Menurut Anton, KBM yang tidak berjalan normal itu serta sejumlah persoalan lainnya di sekolah itu diduga disebabkan oleh karena kepala sekolah SMPN SATAP Riangpuho, Elisabet Leo Lamuri yang sudah jarang masuk sekolah, sehingga para guru dan sluruh stake holders di sekolah itu jarang mendapatkan arahan pimpinan.
“Kepala sekolah jarang masuk sekolah. Kalau masuk pun tibanya pasti terlambat. Kepala sekolah tidak ada, yah guru-guru dan siswa tidak ada yang atur. Kita mau bangun komunikasi untuk selesaikan masalah kesejahteraan guru-guru juga tidak bisa, sebab Kepsek jarang masuk sekolah. Kalau dulu merasa tidak sanggup tugas di daerah terpencil, yah lebih baik katakan tidak sanggup daripada hadir di sekolah seperti ini,” keluh Anton.
Baca: Proyek Pembangunan RKB di SMPN SATAP Riangpuho Flotim Diduga Bermasalah
Keprihatinan juga diungkapkan Kepala Desa Waibao, Petrus Guna Kelen yang didatangi media ini di rumahnya di desa Waibao untuk dimintai tanggapannya.
Pada media ini, Kades Waibao mengaku pernah mendapat keluhan dari pihak guru akan honor yang upahnya tak kunjung diterima dan kelakuan beberapa warga yang tidak bertanggung jawab membuang kotoran di dalam ruang kelas.
“Saya pernah diminta oleh guru-guru di sekolah, mengeluarkan pengumuman untuk warga agar tidak lagi membuang kotoran di dalam ruang kelas. Pintu ruangan rusak yah, warga leluasa keluar masuk di kelas,” kata Petrus.
Tampak ada beberapa pintu dan jendela kaca yang rusak dan berlubang di sekolah tersebut dan hingga saat ini belum diperbaiki.
Tak mau potret buram penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut terus terjadi, salah satu anggota Badan Penyelenggara Desa (BPD), Bartolomeus Bala Kelen, melalui media ini meminta agar pihak dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kab. Flores Timur melakukan pemeriksaan di sekolah SMPN SATAP Riangpuho.
“Saya sebenarnya mau lapor ke Dinas PKO tetapi jarak dari sini ke kota sangat jauh. Kita berharap pihak dinas dapat melakukan pemeriksaan di sekolah ini. Kalau situasi ini berjalan terus, jadi kasian dengan nasib guru-guru dan anak-anak di sini,” pinta Bartolomeus penuh kesal.
Informasi lain yang dihimpun dari lapangan, Kepsek terkait tida tinggal di desa tempat dia bertugas itu tetapi di Kota.
Sebelumnya, sekolah itu diberitakan terdapat dugaan proyek pembangunan ruang kelas baru (RKB) yang bermasalah. Dimana proyek itu diPHO sebelum pembangunannya selesai 100%.
Penulis: Sutomo
Editor: Boni J