Atambua, Vox NTT-Ada yang menarik di Atambua, kota perbatasan RI-RDTL.
Di tengah situasi bangsa yang diterpa berbagai persoalan, ada pesan yang menyejukan dari Polres Belu, NTT.
Seruan pesan sejuk tersebut disampaikan melalui acara buka puasa bersama yang dilangsungkan di halaman Mapolres Belu, Selasa sore (05/06/2018).
Dalam acara buka puasa itu, pimpinan agama dan pimpinan instansi diberi kesempatan untuk menyampaikan pesan perdamaian.
Pastor Edmundus Sako, Pr yang didaulat mewakili rohaniwan katolik dari kabupaten Malaka menyeruhkan agar masyarakat perbatasan di Belu dan Malaka tetap menjaga tali persaudaraan yang sudah dirajut.
Pastor Mundus juga meminta umat agar saling menghargai dan mendukung untuk menjaga keutuhan Negara dan bahu-membahu menjaga kebhinekaan yang ada.
“Kita bergandengan tangan untuk menjaga keutuhan negara kita. Semoga dengan kebersamaan seperti ini, kita mendapatkan berkat Allah agar seluruh karya kita terutama suasana kerukunan seperti ini tetap terjaga,” ungkap Pastor Mundus.
Terpisah, Kepala Kejaksaan Negeri Atambua, Rivo Medellu dalam pesan perdamaiannya meminta masyarakat Kaupaten Belu dan Malaka, baik yang merayakan Idul Fitri maupun yang tidak agar saling menghormati dan tetap menjaga kerukunan yang ada.
Dia berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seiring dengan akan dilaksanakannya pemilihan Gunernur NTT.
“Saya minta masyarakat agar tetap menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif,” ujar Rivo.
Selain pesan perdamaian, acara buka puasa yang dihadiri pimpinan lintas agama, Forkopimda Kabupaten Belu serta seluruh jajaran di Polres Belu ini juga diiringi dengan alunan suara merdu anggota Polwan yang membawakan lagu-lagu rohani muslim dan kristen.
Kapolres Belu, AKBP Cristian Tobing yang ditemui awak media usai acara buka puasa, mengatakan acara buka puasa yang dilaksanakan merupakan momemtum ibadah puasa bagi umat Muslim dan juga dalam rangka menciptakanan kerukunan antar umat beragama yang ada di Kabupaten Belu dan Malaka.
“Pimpinan Forkopimda dan tokoh agama yang ada di Kabupaten Belu dan Malaka sama-sama menyatuhkan persepsi agar tetap menjaga situasi di Belu dan Malaka agar tetap aman dan kondusif, sehingga masyarakat dapat melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,” jelas Tobing.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Adrianus Aba