Jakarta,VoxNtt.com-Sejumlah tokoh dan elemen masyarakat sipil yang bergabung dalam ‘Koalisi Masyarakat Sipil’, menyampaikan seruan merawat kemajemukan dan meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia.
Seruan bersama ini merupakan bentuk kepedulian para tokoh dan elemen sipil atas gejala melemahnya kualitas demokrasi dan pengingkaran pada kemajemukan.
Seruan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Hotel Atlet Century, Jl. Pintu Satu Gelora, Senayan Jakarta pada Senin, (28/11).
Seruan yang dibacakan oleh Henny Supolo itu, juga berkaitan dengan aksi masyarakat pada 4 November 2016 silam dan rencana aksi pada 2 Desember 2016 yang menunjukkan bahwa kemajemukan yang menjadi dasar antropologi dan fakta sosiologis bangsa sesungguhnya rapuh dan rentan diekspolitasi untuk berbagai tujuan destruktif yang melemahkan kualitas demokrasi dan prinsip negara hukum Indonesia, yang telah dipilih sebagai cara dan instrumen penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berkaitan dengan hal tersebut, Forum Koalisi Masyarakat Sipil menyerukan beberapa hal diantaranya, Pertama, demonstrasi atas dasar apa pun merupakan hak konstitusional warga yang harus dijamin oleh negara.
Pembatasan atas dasar demonstrasi hanya dibenarkan jika kegiatan tersebut melanggar kepentingan.
Poin kedua, dijelaskan, sebagai negara hukum, negara tidak boleh tunduk pada kelompok intoleran yang memaksakan kehendak dan mempengaruhi independensi penegakan hukum.
Tetapi Polri tetap tidak boleh mengambil langkah berlebihan termasuk menggunakan delik maker tanpa ukuran yang jelas untuk menjerat pihak-pihak yang diduga terlibat dalam rencana tersebut.
Ketiga, dalam konteks merawat kebebasan, Polri harus memastikan efek penetapan Basuki Tjahaja Purnama pada proses penegakan hukum di daerah pada kasus-kasus yang menyerupai kasus yang menimpa Basuki.
Pada poin keempat, bahwa keberagaman bangsa Indonesia bukan hanya fakta sosiologis tetapi kebutuhan bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat kohesi dan ketertiban sosial yang merupakan prasyarat membangun bangsa mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan menciptakan keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kelima, bahwa setiap orang memiliki tugas yang sama untuk menjaga dan mempertahankan keberagaman bangsa Indonesia, sebagai bentuk ekspresi kenegarawanan atau sekurang-kurangnya sebagai bentuk kepedulian pada kenegarawanan.
Pada poin keenam, Forum Masyarakat Sipil meminta kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pimpinan lembaga negara, pimpinan organisasi masyarakat, pelaku pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran dalam meningkatkan edukasi public tentang kebhinekaan dan toleransi antarsesama.
Kegiatan yang bertajuk ‘Merawat Kemajemukan, Meningkatkan Kualitas Demokrasi Kita’ dihadiri beberapa tokoh diantaranya H. S. Dillon, Todung Mulya Lubis, Hendardi, Henny Supolo, Al Araf, Benny Soestyo, Bonar Tigor Naipospos, ismail Hasani, Nia Sjarifuddin, Ray Rangkuti, Petrus Salestinus, dan Damianus Taufan. (Ervan Tou/VoN)