Kupang, Vox NTT- Kondisi MN (23), calon tenaga kerja wanita (TKW)) asal Desa Ulupulu 1, Kecamatan Boawae Kabupaten nagekeo, kian memburuk.
MN adalah calon TKW yang direkrut PT. Darma Kerta Raharja (DKR) milik Beni Banoet, berdomisili di belakang gedung keuangan, Kota Kupang.
Sebelumnya, berita dugaan penganiayaan dan pemerkosaan MN oleh perekrutnya, Markus Kewo sempat menggegerkan masyarakat NTT.
Markus Kewo (MK) merupakan kordinator PT. DKR wilayah Nagekeo yang merekrut MN dengan iming-iming gaji Rp 3 juta per bulan.
MN sendiri baru berani mengungkapkan semua perisitiwa tragis itu, saat dirinya sudah dipulangkan ke kampung halamannya.
Di tengah penantian proses hukum yang sedang berjalan, kondisi MN dikabarkan semakin memburuk dari hari ke hari.
Kemampuan keluarga yang sangat terbatas membuatnya tak mendapat perawatan medis yang intesif.
BACA JUGA: 11 Hari di Resta Kupang, Berkas MN Masih Status Pemeriksaan
Dirinya sempat dibawa ke rumah sakit Ndora selama dua hari karena kondisinya drop, panas tinggi dan panas dalam. Namun, pada 30 Agustus 2018 keluarga terpaksa memulangkan dia karena keterbatasan dana untuk membiayai rumah sakit.
Sekarang dia hanya dirawat ala kadarnya di rumah orang tuanya di Ulupulu.
“Ade MN sekarang semakin buruk Om. Kami tanggal 30 baru keluar dari rumah sakit ne. Kami dua hari dua malam. Pertama kami bawa dia ke rumah sakit karena dia panas tinggi, batuk, dia setengah mati ke sesak nafas. Sampai di rumah sakit diuap dia punya panas dalam dan disuntik untuk menurunkan panasnya dan kasih obat panas dalam,” jelas Meri kakak MN.
Tak hanya itu, bengkak akibat penganiayaan masih membekas pada tubuhnya.
“Waktu dikompres badannya dengan air panas saya baru lihat ade (MN) ada bengkak dari belakang dan di depan tulang rusuk bagian kanan. Dia ada bengkak. Kami tanya dia bilang Markus pukul, pakai injak,” tutur Meri menirukan MN.
Badan Berbau
Dikisahkan kakaknya itu, kini emosi MN tidak stabil dan suka marah-marah. Tak hanya itu, badan dan nafasnya berbau seperti racun. Kondisi itu jelas Meri, bukan baru sekarang tetapi sejak diantarkan Vero ke rumah orang tuanya.
“Selama ini dia punya bau tu kayak bau racun. Dia bau badan tidak enak. Dari mulut, dari badan dia. Yang paling bau itu dari mulutnya, kayak bau racun begitu,” tutur Meri.
Kata Meri, kondisi badanya itu tidak berubah walaupun adiknya itu selesai mandi. Badanya tetap berbau.
“Setelah mandi, sampai saat ini masih bau dia punya nafas saat dia omong. Sekarang ini om, kondisinya makin kurus. Kami bujuk dia makan dia muntah,” jelasnya saat dihubungi VoxNtt.com, Rabu (05/09/2018).
Sejak kembali dari rumah sakit, lanjut Meri, adiknya itu sudah tidak mau makan lagi.
“Sudah tiga hari tidak makan. Obat dari dokter tidak makan. Tidak ada semangat mau makan,” tambah Meri.
Cairan Seperti Oli Keluar di Hidung
Kondisi MN semakin parah. Aneka penyakit muncul tanpa perawatan yang memadai.
Bukan saja badan yang berbau, hidung MN kerap mengeluarkan cairan seperti oli kotor. Keluarga menduga dalam tubuh MN terdapat racun yang mungkin pernah dimasukkan pelaku.
“Dia muntah terus. Terus, dia ini mungkin ada racun ko apa dalam perut ni om. Dia ada hitam-hitam macam oli-oli keluar lewat hidung tu. Mungkin ada racun, bau sekali,” ungkap sang kakak.
Kamar MN hingga hari ini susah dimasuki orang, bukan karena tak suka dikunjungi tetapi kondisi kamarnya yang menyembulkan aroma tak sedap. Ibu MN satu-satunya yang bisa masuk ke kamarnya.
“Kamar dia saja kami tidak bisa masuk, yang masuk hanya mama saja,” pungkas Meri.
Menurut diagnosa dokter. MN hanya panas tinggi, sesak nafas, pembengkakan dan tifus. Keluarga menduga selama tiga minggu di rumahnya Beni, MN jarang dikasi makan. Apalagi menurut pengakuan MN, waktu di rumah Beni dia dilarang mandi takut air habis.
“Katanya biar mandi saja mereka larang-larang takut air habis, MN ada kasih tahu, katanya di situ air susah. Pokoknya MN kurus sekali Om waktu diantar Vero tu, dia punya muka hitam kotor, ngeri Om bau sekali badan dia, pakaian di badan dan di koper juga bau sekali Om,” ungkap Meri.
Kronologis
Seperti dikisahkan sebelumnya, MN tergiur dengan iming-iming gaji Rp 3 juta per bulan dari Markus Kewo untuk kerja di Jakarta.
Gaji tersebut menggoda MN yang sudah jauh hari bermimpi bekerja selama setahun, menabung lalu melanjutkan studi sarjana.
Baca: Polisi Masih Pelajari Laporan Calon TKW
Padahal sebelumnya dia melamar dan diterima sebagai karyawan di salah satu koperasi di Ende. Mimpi sama yakni bisa menabung untuk melanjutkan studi di jenjang perguruan tinggi. Kala itu, bagi MN uang adalah segalanya.
Hal inilah yang membuatnya jatuh dalam rayuan Markus. Awal mula, sosok Markus bagai malaikat pembawa berkat.
Bagaimana tidak, mimpi MN untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi datang melalui sosok yang tak terduga.
Bak gayung bersambut, rayuan Markus diterima tanpa pikir panjang.
Tanpa basa basi, MN mengundurkan diri dari tempat kerja yang telah menghidupinya selama kurang lebih tiga bulan dengan upah Rp 1 juta per bulan itu.
Mei 2018, MN bersama Markus meninggalkan Kota Ende tanpa sepengetahuan orang tua dan keluarganya. Hatinya berbunga-bunga mendengar gaji Rp 3 juta per bulan yang dijanjikan Markus.
Namun nasib berkata lain, mimpi yang semula ke Jakarta ternyata hanya membawanya ke Kupang. Bukan juga ke tempat kerja baru. Dia diarahkan ke rumah Beni Banoet, sang pemilik Perusahaan. Di sana ia ditampung bersama rekan calon TKW yang direkrut dari daerah lain.
Di sini, mimpi MN makin kabur. Hari-hari dia hanya menghabiskan waktunya di tempat penampungan, MN tidak lagi menghirup udara bebas, kebiasaannya mandi pagi dan sore terpaksa ditahan.
Demi alasan takut air habis, jangankan mandi, cuci pakaiannya pun iya tak diperbolehkan.
“Biar mandi saja mereka larang-larang takut air habis, Rince (sapaan MN) ada kasih tahu, katanya di situ air susah,” cerita Mery dihubungi VoxNtt.com Senin (03/09/2018) via telepon selulernya.
Tanda-tanda penyiksaan itu mulai dirasakan MN sejak saat itu, kebebasannya mulai terpasung.
Kelembutan Markus berubah jadi keberingasan bahkan tak segan-segan bertindak kasar, melayangkan pukulan dan tendangan ke MN hanya demi melampiaskan syahwatnya.
Baca: Kapolres Ngada Siap Bantu Korban TKW
Sejak saat itu mahkota paling berharga milik MN direnggutnya dengan cara yang kejam. Dia mengaku diperkosa setelah beberapa kali dihajar MK karena melawan.
“Hampir seluruh tubuh saya penuh luka memar. Yang paling sakit di tulang paha dan kepala karena sering ditendang dan dilapis di tembok saat diminta untuk melayani layak suami istri di rumah milik Beni Banoet pada bulan Mei 2018,” kisah MN saat ditemui Voxntt.com di kediamannya di Ulupulu, Kamis (09/08/2018) lalu.
MN semakin stress, kebebasannya dicabut, kesuciannya pun direnggut MK dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Dia diperkosa setelah seluruh tubuhnya lunglai karena dipukul, ditendang dan diinjak hingga dibenturkan di tembok.
“Meski dalam kondisi sakit, Markus terus paksa melakukan hubungan layaknya suami istri. Saat saya tidak berdaya dia melakukan hubungan terhadap saya. Setelah berhubungan, Markus terus menganiaya saya,” ungkap MN.
Selama mendapat penganiayaan dan pemerkosaan, dia berusaha teriak minta tolong namun tak seorangpun memedulikannya.
“Saya sempat minta tolong tapi orang-orang di rumah itu tidak membantu saya. Bahkan mereka nonton apa yang dilakukan Markus pada diri saya. Saya minta dipulangkan karena saya sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit dan sudah tidak berdaya. Saya pun tidak mau jika nanti mati di Kupang,” tuturnya.
Ia kemudian memohon untuk dipulangkan. Beni, sang pemilik PT pun memulangkannya dan diantar sosok yang membuatnya trauma sepanjang hayat, Markus.
Tiba di Pelabuhan Very, Aimere MN dititipkan di travel. Kondisinya sudah setengah sadar, seluruh tubuhnya lemah, matanya bengkak penuh memar seperti ada darah yang menumpuk di are matanya.
“Posisinya begini Om, Rince dari Kupang itu sudah tidak sadar lagi. Anak sudah lemah, lemah habis badannya, pahanya. Matanya bengkak, memar habis kayak dara mau keluar, begitu. Kepala-kepala sakit semua,” tutur Meri mengisahkan pengakuan sang adik.
Tiba di kampung halaman ternyata tak lantas membebaskan dirinya dari derita penganiayaan. Di Nagekeo ia tak langsung diantar ke rumah orang tuanya. MN diturunkan di Aemali, Boawae.
Di sana ia dititipkan Markus di kediaman temannya bernama Veronika Mako. Namun, sebelum tiba di rumah Vero, di pinggir jalan usai turun dari travel MK masih melancarkan aksinya. MN ditempeleng, bahkan tiga kali pahanya ditusuk menggunakan punting rokok.
“Sampai Vero datang dibawa ke Pondok. Dia sempat apa MN pakai puntung rokok di paha, tiga tempat puntung rokok itu di paha,” tutur Meri.
Seperti orang kerasukan Markus kehilangan empati, amarahnya terhadap MN tak kunjung usai. Di pondok milik Vero, dia tidak membiarkan MN bernafas legah. MN pun kembali dianiaya di sana.
“Vero datang langsung bawa ke Pondok. Sampai di Pondok nona MN berak, kebetulan dari Kupang mereka sudah pakai pampers dewasa. Waktu itu karena rasa mau berak dia minta tolong, saya mau berak. Vero antar ke Kakus, sampai Kakus Vero buka pampers ada berak sedikit terus Vero antar di kamar mandi, terus vero tunggu di luar bersama Markus ini. Setelah habis berak, dia keluar terus minta tolong Vero untuk cebo karena tangan dia sudah bengkak, memar abis, badan sudah lemah,” ujar Meri menirukan pengakuan sang Adik.
Menurut pengakuan MN, tangannya bengkak karena ditekan Markus saat dia melawan.
“Tangan ditekan Markus saat dia mau perkosa MN di Kupang Om. Dia sempat tekan adik saya,” tambah Meri.
Vero yang merasa kasihan dengan kondisi MN menyanggupi permohonannya untuk dicebo. Namun bantuan Vero ini memantik kemarahan Markus pada MN.
“Di Aemali juga dianiaya. Sudah berak dia minta tolong cebo, terus tanta Vero bilang ia nanti saya cebo. Terus si Markus bilang begini, lepas, dia sudah dewasa, dia bukan anak kecil lagi. Terus Vero bilang, sudah tahu kau bawa orang punya anak sudah dalam kondisi begini lalu kau paksa orang punya anak untuk cebo sendiri, kasihan. Vero langsung cebo. Pas keluar, dia peluk Vero dan minta maaf, Si Markus langsung pukul hantam dari belakang Om, tempeleng, injak kena di kepala, di belakang, beberapa pukulan kena di Vero,” kisahnya.
Vero Marah
Perlakuan Markus sempat menyulutkan emosi Vero. Menurut Vero perlakukan MK itu di luar batas kewajaran. Bagaimana tidak, MN yang dalam kondisi sempoyongan sejak dari Kupang masih juga dipukul secara kejam.
“Vero marah e.. kau pukul orang punya anak ne, macam kau punya istri ko kau punya anak ko kau punya keluarga. Terus dia mengaku itu ade ipar. Terus Vero bilang, jangan ko kau hanya ade ipar tidak boleh dianiaya seperti ini,” katanya menirukan pengakuan Vero.
Belakangan baru diketahui dari Meri kalau mereka sama sekali tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Markus.
“Tidak. Kami tidak kenal. Tidak ada hubungan keluarga,” aku Meri.
Penulis: Arkadius Togo & Boni J