Mbay, Vox NTT- Duka mendalam menyelimuti keluarga Maria Paulina (41), Tenaga Kerja Indonesia asal Mbay Dam, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo yang meninggal dunia pada Rabu (24/10/2018) di kediamannya, di Malaysia.
Antonia Yulianti Muku Nare (21), anak sulung Almarhumah Maria mengisahkan, Ibunya itu sudah bekerja di Malaysia selama 20 tahun. Saat Ibunya berangkat ke Malaysia, An, demikian ia disapa masih berusia satu tahun.
“Mama pergi Malaysia sejak umur saya baru satu tahun. Kalau dihitung dengan umur saya, berarti sudah 20 tahun mama kerja di Malaysia,” ujar An saat ditemui Voxntt.com di kediamannya, Senin (29/10/2018) pagi.
Sebelum berangkat ke Malasysia, Alm. Maria bekerja sebagai petani sawah dan ladang di Mbay. Penghasilan yang sangat minim, membuatnya memutuskan untuk mengadu keberuntungan di negeri jiran.
Dia menyampaikan, tak ada yang memaksa Ibunya itu pergi ke Malaysia. Dia pergi karena keinginannya sendiri untuk memperbaiki nasib keluarga. Saat berangkat pun dia mengikuti prosedur yang jelas.
Baca: Lagi, TKW Asal NTT Meninggal di Malaysia
“Sebelum mama ke Malaysia, pekerjaan mama sebagai petani sawah dan ladang. Mama pergi ke Malaysia atas kemaunnya sendiri tanpa ada perekrutan. Sementara Mama kerja jadi TKW memiliki dokumen yang lengkap,” ujarnya.
Dikisahkan An, selama 20 tahun bekerja di Malaysia, Ibunya sering pergi pulang ke kampung halaman, mengunjungi keluarga dan anak-anaknya. “Jadi, mama jadi TKW dia selalu pergi datang ke Mbay kunjung kami,” tutur An.
Selama 20 tahun di Malaysia, Alm. tidak sendiri, ia ditemani suami tercinta Andrianus Nea. Namun, saat istrinya meninggal, Andrianus tidak bisa menghantar Jenazah Sang Istri karena dokumennya sudah kedaluwarsa.
“Bapak sampai saat ini masih berada di Malayasia. Bapak belum bisa datang karena bapak tidak ada pasport,” ujarnya.
Diakui putri sulung Andrianus dan Alm. Maria ini, kedua orang tuanya bekerja di Malaysia semata-mata untuk mencari uang guna membiayai kehidupan keluarga dan sekolah dari kelima anak mereka.
“Kami ada lima orang. Saya sendiri Antonia Yulianti Muku Nare (21) tamat SMA 2016, Yohana Barek (16) SMPK Tozupazo, kelas dua, andreas Nare (13) SMPK.Tozupazo, kelas Satu, anak ke empat sudah meninggal, dan terakhir Maria Sisila (5), masih TK,” jelasnya.
Sementara Gomes, kerabat Maria yang menghantarnya dari Malasysia mengatakan, awal ia mengetahui Alm. Maria sakit karena dikabarkan Sang Suami.
“Pada Selasa (23/10/2018) malam, Adrianus Nea suami almarhum telepon saya. Bahwa almarhum sakit berat. Karena saya punya passport, saya langsung ke kediamannya. Keesoknya, Rabu almarhum meninggal,” ujar Gomes yang juga masih mempunyai hubungan keluarga dengan Alm. Maria.
Ditanya alasan Sang Suami tak menghantar Jenazah Sang Istri, Gomes mengatakan, suami Alm. tidak bisa antar karena tidak memiliki dokumen atau pasport.
“Nanti dia akan datang. Tapi suami datang kemudian nanti. Karena suami dari almarhum tidak memiliki pasport,” aku Gomes.
Gomes menambahkan, Alm. ke Malasya menjadi pembantu rumah tangga sebelum akhirnya bekerja di sebuah perusahaan ternama di Malaysia.
“Awalnya menjadi pembantu rumah tangga, saya lupa tempat. Namun, pada tahun 2014 almarhum pindah kerja di cyberjaya sebagai cleaning service di salah satu perusahaan ternama di Malaysia,” tutur Gomes.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di Malaysia, Alm. meninggal akibat diserang penyakit paru-paru basah.
“Almarhum meninggal karena sakit. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada fisiknya,” tegasnya.
Kepada masyarakat NTT, khususnya Nagekeo Gomes menghimbau, bila mau jadi TKI dan TKW di Malaysia ikuti prosedur yang ada. “Apabila tidak dokumen atau pasport jangan memang. Karena tanpa ada dokumen kerjanya penuh dengan gelisah, takut ditangkap polisi Malaysia,” jelas Gomes mengimbau.
Sekedar diketahui, sebelumnya diberitakan, An, putri sulung Alm. juga bekerja di Malaysia bersama Sang Ibu. Sebenarnya, An selama ini berada di Kampungnya di Mbay.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Boni J