Kupang, Vox NTT- Para keluarga korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Multi Prima 1 mendesak Pemerintah dan Basarnas memperpanjang waktu pencarian korban enam crew KM Multi Prima 1 yang hilang di Perairan Selat alas Sumbawa, Nusa Tenggara Barat hingga tujuh hari ke depan.
KM Multi Prima 1 dengan rute Surabaya menuju Waingapu tenggelam akibat dihantam gelombang saat berada di perairan Kapoposang Bali, Kamis (22/11/2018) pukul 18.00 Wita lalu.
Dari 14 penumpang, 7 (tujuh) Anak Buah Kapal (ABK) kapal bisa dievakuasi dalam keadaan selamat oleh kapal KM Cahaya Abadi 201, yang sebelumnya mendengarkan isyarat meminta bantuan.
Tim SAR sudah mencari hingga tujuh hari pertama pada Jumat (30/11/2018) dan telah diperpanjang tiga hari hingga senin 3 Desember 2018.
Namun, dengan adanya penemuan satu korban selamat yakni Nahum Naibahas alias Riski di utara lokasi tenggelamnya kapal di dekat Pulau Kapoposan, pihak keluarga korban berharap bisa dilakukan pencarian lagi dalam sepekan ke depan.
Istri Nakhoda KM Multi Prima 1, Florentina Waton meminta kepada Basarnas untuk memperpanjang pencarian enam korban lainnya sampai ditemukan.
Menurutnya, ada kemungkinan korban-korban lainnya termasuk suaminya yang merupakan nakhoda kapal, Kapten Tarsisius Dusi Atulolong (38) terdampar di suatu pulau.
“Kami semua berharap supaya diperpanjang lagi pencariannya sampai ditemukan, karena kan kita berharap mereka sudah terdampar di pulau mana kita nggak tahu,” kata Florentina dalam rilis yang diterima VoxNtt. Com, Senin (3/12/2018) malam.
Ibu satu anak itu juga berharap, ada pemberitaan perihal pencarian TIM SAR dalam pencarian korban kapal KM Multi Prima 1. Hal itu, agar keluarga bisa melihat proses pencarian korban-korban KM Multi Prima 1.
“Jadi kami sekeluarga hanya menanti, menanti dan menanti (kabar pencarian Tim SAR). Kami tanya mereka ke tim SAR melalui whatsapp mereka (SAR) cuma jawabnya kita sudah mencari kita sudah hubungin nelayan hubungin masyarakat setempat tapi hasilnya masih nihil seperti itu terus jawabannya,” ujarnya.
“Jadi, Saya pribadi sampai dapatlah mereka (enam korban) untuk bisa kembali dan berkumpul. Kalau pencarian gitu disiarin gitu loh. Kalau bisa disiarin (di media massa), biar kita keluarga tahu kalau mereka (SAR) sudah mencari ke daratan atau ke mana gitu,” tambah Florentina.
Hal senada, juga dikatakan adik dari salah satu ABK, Pelipus Kopong (48), Opin Bahy. Dia juga berharap ada perpanjang waktu pencarian korban-korban KM Multi Prima 1.
Opin mengatakan, para keluarga korban juga berencana mendatangi kantor pemilik kapal KM Multi Prima 1, PT Sunindo Trans Nusa Sejahtera yang dimiliki Toni Sunur di Surabaya untuk mendesak agar pemilik kapal juga membantu pencarian enam korban yang hingga kini belum ditemukan.
“Besok keluarga juga mau ke kantor perusahaan kapal. Kita harus memperpanjang pencarian (korban yang hilang),” kata Opin.
Ia menuturkan, dengan mendatangi pemilik kapal, ia berharap ada suntikan dana kepada Basarnas Mataram dalam hal pencarian korban-korban yang hingga kini belum ditemukan.
“Kami hanya bisa berharap, paling tidak ada suntikan dana dari pemilik kapal. Sebenarnya bisa saja pemilik kapal kasih suntikan dana ke tim SAR,” ucapnya.
Pria asal Flores Timur itu juga berharap, kakaknya, Pelipus masih selamat.
“Kami berharap dan tetap berdoa dan yakin keluarga kita masih selamat,” tuturnya.
Sementara itu, Ummi Hadyah Saleh atau Umay juga mendesak pemerintah dan Basarnas untuk memperpanjang waktu pencarian hingga tujuh hari ke depan. Umay berharap, pencarian terus dilakukan, mengingat kemungkinan enam korban lainnya terdampar di suatu pulau yang tidak berpenghuni.
“Kami minta Basarnas untuk memperpanjang waktu lagi pencarian enam korban KM Multi Prima, hingga tujuh hari ke depan. Karena bisa saja korban-korban terdampar di suatu pulau,” kata Umay.
Ia juga berharap, ayahnya Mahmud Dullah Pande Saleh (67) yang merupakan KKM (Kepala Kamar Mesin) KM Multi Prima 1 ditemukam dalam kondisi selamat. Sebab itu kata Umay, informasi yang didapat dari Riski, salah satu korban yang baru ditemukan, bahwa enam korban kemungkinan masih selamat dan kemungkinan terdampar di suatu pulau.
“Kami sekeluarga masih berharap ayah saya masih selamat dan ditemukan dalam kondisi selamat. Karena informasi dari Riski yang korban ditemukan oleh kapal asing itu, katanya ayah saya dan lima orang lainnya kemungkinan sudah terdampar di suatu pulau, karena ada dua pulau tapi tidak tahu nama pulaunya apa,” tutup Umay.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni J