Ende, Vox NTT-Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ende mengimbau warga untuk lebih waspada mengonsumsi sayur-sayuran yang kelebihan pestisida.
Hal ini berdasarkan hasil laboratorium uji coba sampel sayur-sayuran oleh Dinas Ketahanan Pangan di Surabaya sejak tahun 2017 lalu.
“Sampel uji lab di Surabaya bahwa sudah ada indikasi kelebihan pestisida. Kita memantau bahwa mayoritas petani di Ende lebih mengutamakan uang daripada kesehatan,” kata Kepala Bidang Keamanan Pangan, Renya Rosari saat ditemui Voxntt.com di ruang kerjanya, Jalan Melati, Kamis (08/08/2019) siang.
Ia menerangkan, hasil uji laboratorium tahun 2017 menunjukkan, terdapat beberapa jenis sayuran yang kandungan pestisida melebihi Batas Maksimum Residu (BMR). Sampel sayur-sayur itu diambil dari wilayah Moni, Wolojita, Lepembusu Kelisoke maupun di wilayah Nduaria.
Misalnya, cabe paprika dalam hasil laboratorium terdeteksi 1,212 miligram per kilogram dari BMR yang hanya 0,5 miligram per kilogram. Dengan ini, maka zat pestisida cabe paprika yang beredar di Ende pada tahun 2017 sudah melebihi.
Rosari menegaskan, kelebihan pestisida pada cabe paprika sangat memengaruhi kesehatan manusia.
“Jadi, ini fakta berdasarkan hasil uji lab di Surabaya kali lalu. Kita menyarankan petani agar tidak memberi pupuk secara berlebihan,” kata dia.
Sementara itu, ada beberapa jenis sayuran yang terdeteksi kandungan kimia hampir mencapai ambang batas normal. Seperti, tomat yang terdeteksi kadar pestisida 0,245 miligram per kilogram dari BMR 0,5 miligram per kilogram.
Begitupula cabe keriting yang terdeteksi 0,0102 miligram per kilogram dari BMR 1 miligram per kilogram berat cabe pada tahun 2017 dan terdeteksi naik menjadi 0,557 miligram per kilogram dari BMR 1 miligram per kilogram pada tahun 2018.
Rosari menyebutkan, selain tomat dan lombok, adapun beberapa sayuran yang kandungan pestisida melebihi BMR.
Hal itu berdasarkan hasil uji residu sayur sawi di Pasar Wolowona melalui rapitest. Hasilnya menunjukkan, sayur sawi positif kelebihan pestisida.
“Jadi, ada alat uji cepat (residu) dalam waktu lima atau sepuluh menit bisa mengetahui hasil positif atau negatif. Kami sudah uji di Pasar Wolowona, bahwa ada sayur sawi yang positif kelebihan pestisida,” katanya.
Untuk mengindari itu, ia menyarankan kepada petani sayur agar tidak berlebihan memberi pupuk pada tanaman hortikultura.
Selain itu, setelah memberi pupuk, disarankan dua minggu atau lebih baru melakukan proses panen.
Rosari juga menyarankan kepada para konsumen agar tidak membeli sayur yang dianggap lebih segar atau memiliki ciri kelebihan pestisida. Misalnya, sayur yang dilihat lebih segar, mulus terutama pada daan dan batang.
“Ke depan, kami akan bekerja sama dengan tenaga PPL agar sebelum panen dilakukan uji residu. Kita memang keterbatasan anggaran untuk membeli alat tes cepat karena alat itu sekali pakai,” kata Rosari.
Penulis: Ian Bala
Editor: Boni J