Kupang, VoxNTT-Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT di bawah kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef A. Nae Soi terkait investasi yang ada di daerah itu.
“Kita dorong investasi pariwisata sebagai leading sector dengan tawaran konsep yang luar biasa oleh pemerintah provinsi, tetapi saya ingatkan jangan sampai membuat masyarakat NTT sebagai penonton,” ujar Ketua PP PMKRI Pusat, Juventus Prima Yoris Kago kepada awak media di sela-sela kegiatan Konferensi Studi Nasional (KSN) yang digelar di Mileenium Ballrom Kupang, Rabu (18/09/2019).
Kago juga mengingatkan Viktor-Josef, jangan sampai investasi akan merusak lingkungan hidup dan sumber daya di NTT yang kemudian tidak bisa dinikmati oleh anak cucu.
Selain itu, kata dia, penyelesaian masalah human trafficking harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Provinsi NTT.
Di lain sisi PMKRI pusat juga menilai ada dua hal yang dilupakan oleh presiden Joko Widodo dalam pidatonya beberapa waktu lalu.
Menurut Kago, Jokowi hanya menyinggung beberapa poin pokok di antaranya, pemberdayaan sumber daya manusia, APBN yang efektif dan reformasi birokrasi.
“Tetapi ada dua hal terlupakan, yang menurut kami perlu soroti dan sikapi, pertama ekologi tentang kelestarian lingkungan hidup dan kedua penegakkan hukum dan hak asasi manusia,” imbuhnya.
Dijelaskannya, dua hal itu menjadi alasan PP PMKRI menggelar kegiatan KSN se- Indonesia tahun 2019, dengan mengusung tema Pembangunan Berkelanjutan dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045.
Kago menambahkan, dalam seminggu ke depan pihaknya akan terus melakukan kajian dasar tentang penegakkan hukum dan HAM dan ekologi.
“Kita akan mengkaji persoalan-persoalan di Papua maka banyak sekali teman-teman Papua tadi yang hadir dan juga ekologi. Kita lihat sekarang banyak kebaran hutan dan lahan yang terjadi,” ucapnya.
“Ini persoalan yang serius tetapi sikap Jokowi hanya mengharapkan dirjen turun padahal hal ini yang menurut kami penting,” tambahnya.
Ia menegaskan, kalau mau Indonesia maju maka dua aspek itu sangat diperlukan untuk dikaji secara detail oleh pemangku kebijakkan.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba