Borong, Vox NTT- Proyek sumur air di Lingko Lolok, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur terancam gagal.
Padahal proyek dari APBD Manggarai Timur bernilai ratusan juta rupiah itu sudah dua tahun berturut-turut dianggarkan pemerintah.
Hal itu dibenarkan warga setempat, Ambros Nope.
Ia mengatakan, proyek sumur air di Kampung Lingko Lolok hingga saat ini belum tuntas dikerjakan kontraktor.
Bahkan, Nope memprediksi proyek tersebut terancam mangkrak. Alasannya, hingga kini pembangunannya tidak kunjung dilanjutkan.
“Proyek sumur air ini sudah sejak tahun 2018 lalu. Sampai saat ini pun belum tuntas dikerjakan,” katanya kepada wartawan, Selasa (05/10/2019).
Ia mengaku proyek sumur air ini pernah dikerjakan pada awal tahun 2018 lalu. Sayangnya, saat itu proyek ambruk lantaran dikerjakan saat musim hujan.
”Saat itu, proyek ini tidak dituntaskan karena ambruk sebelum dimanfaatkan,” ungkap Nope.
Ia menduga, kualitas proyek sumur air itu sangat buruk, sehingga ambruk. Namun kontraktor pelaksana malah memilih alasan lain.
Menurut kontraktor pelaksana, kata Nope, proyek ambruk pada tahun 2018 karena faktor bencana alam.
Tahun 2019, proyek yang gagal dimanfaatkan masyarakat setempat itu kembali dikerjakan.
Namun sayangnya, kata dia, pekerjaan terhenti pada progres diperkirakan mencapai 70 persen dan belum finishing.
Akibatnya, sumur air tersebut belum bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.
“Sumur sudah terbentuk hanya saja belum diplaster tembok bagian luar sumur. Bahkan kayu profil masih terpasang pada bagian dalam sumur,” tutur dia.
Nope mengaku, pernah membahas masalah ini pada saat rapat adat di rumah gendang (rumah adat) Lingko Lolok terkait keberadaan proyek sumur air itu.
“Warga Lingko Lolok meminta proyek harus dilanjutkan. Karena warga sedang kesulitan air. Pihak pemerintah juga harus menjelaskan kepada warga setempat bila memang ada masalah sehingga tidak tuntas,” beber mantan anggota Pemuda Pancasila itu.
Sementara warga lain berinisial FD mendesak Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas PUPR untuk segera memerintahkan kontraktor pelaksana agar melanjutkan kembali pembangunan sumur air di Lingko Lolok.
Menurut FD, akibat dari persoalan tersebut warga setempat mengalami krisis air minum bersih setiap harinya.
Warga, jelas dia, terpaksa mengambil air minum di Kampung Satar Teu, meski memang cukup jauh dari Lingko Lolok.
Bahkan, warga terpaksa merogoh kocek untuk membeli air minum demi kebutuhan setiap hari.
“Selama ini kami menggunakan kendaraan untuk ambil air minum di Satar Teu. Bahkan kami harus beli sebesar Rp 150.000 per viber,” katanya.
Ia mengaku, warga bahkan rela menghabiskan waktu selama satu sampai dua hari hanya untuk menimba air minum di Satar Teu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur, Yosep Marto membenarkan bahwa proyek tersebut memang ada pekerjaan lanjutan pada tahun 2019.
“Iya. Proyek itu memang ada pekerjaan lanjutan tahun ini (2019),” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telepon.
Ia mengatakan, anggaran untuk melanjutkan proyek pembangunan sumur air ini senilai Rp 100.000.000 bersumber dari APBD Manggarai Timur.
“Saya segera panggil PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) proyek itu agar memerintahkan kontraktor untuk melanjutkan pengerjaan proyek sumur di Lingko Lolok,” tegas Marto.
Penulis: Ardy Abba