Atambua, Vox NTT-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Belu, Johni R. Mali angkat bicara terkait banyak siswa kelas tinggi pada SD dan bahkan ada siswa SMP yang belum bisa membaca.
Dihubungi VoxNtt.com di Atambua, Senin (24/02/2020), Johni menyampaikan, sebagai kepala Dinas, dirinya telah memberikan instruksi kepada semua kepala sekolah SD dan SMP di Kabupaten Belu untuk mendata di masing-masing sekolah, terkait siswa yang belum bisa membaca.
Terkait temuan itu, ada beberapa langkah yang menurut Johni segera dilakukan pihaknya bersama seluruh kepala sekolah SD dan SMP di Kabupaten Belu.
Pertama, kepada para kepala sekolah SD dan SMP, Johni sudah memberikan instruksi agar semua kepala sekolah segera melakukan identifikasi siswa-siswi kelas tinggi yang belum bisa membaca.
Langkah yang kedua, menurut Johni, terhadap anak-anak yang teridentifikasi belum bisa membaca harus diberi bimbingan dan layanan khusus.
Sekolah diinstruksikan untuk bekerja sama dengan orang tua dalam melakukan bimbingan khusus karena siswa yang tidak bisa membaca, tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas.
Karena itu, secara psikologi anak-anak yang belum bisa membaca akan merasa minder dan malu dengan teman-teman di kelas, sehingga terhadap anak-anak yang belum bisa membaca harus diberi bimbingan dan perlakuan khusus.
Baca Juga: Di Belu Ada Siswa Kelas Tinggi SD Belum Bisa Membaca
Ia menambahkan, bisa saja anak-anak yang belum bisa membaca ini sedang mengalami disleksia/gangguan belajar sehingga memerlukan penanganan khusus.
Sebagai kepala Dinas, Johni akan segera melakukan supervisi di setiap sekolah untuk memastikan proses penanganannya bisa berjalan maksimal.
Melalui langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisir jumlah siswa kelas tinggi dan siswa SMP di Belu yang belum bisa membaca.
“Paling tidak setiap kepala sekolah harus tahu, siapa-siapa di kelas yang belum bisa membaca. Siswa kelas tinggi di sekolahnya ada berapa yang belum bisa membaca harus diketahui persis oleh kepala sekolah bersangkutan. Setelah itu, perlu ada langkah khusus yang diambil kepala sekolah,” terang Johni melalui sambungan telpon seluler, Senin (24/02/2020).
Ia menambahkan, seharusnya apabila ada siswa yang belum bisa membaca, siswa yang bersangkutan mestinya tidak berada di dalam kelas.
Mereka harus ditangani khusus untuk dilatih membaca sampai bisa membaca.
Baca Juga: Wanita Asal Matim Lolos dari Cengkraman Penjual Manusia, Begini Modus Pelaku
Setelah dilakukan identifikasi, pihak sekolah akan bekerja sama dengan orang tua agar orang tua dari setiap siswa yang belum bisa membaca tahu dan ikut mendampingi anaknya agar bisa dilatih hingga mampu membaca.
“Dalam satu dua hari ini, saya akan segera keluarkan surat edaran. Dan saya akan lakukan supervisi di sekolah-sekolah untuk melihat sejauh mana tindak lanjut dari sekolah terhadap instruksi dan surat edaran yang kita berikan. Kita kasih kesempatan kepala sekolah untuk melakukan tindakan. Setelah itu, pada akhir Maret, kita akan turun melakukan supervisi di setiap sekolah,” tutup Johni.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Boni J