Kupang, Vox NTT-Hingga kini, kabar virus korona belum teranyar dari Timor Leste, negara kecil di Asia Tenggara yang berbatasan langsung propinsi NTT, Indonesia.
Meski demikian, pemerintah setempat telah mengeluarkan larangan kepada orang asing yang transit di Iran, Italia, Korea Selatan dan China untuk memasuki Timor-Leste.
Larangan itu disampaikan lewat Kementerian Luar Negeri (MNEK) pada 11 Maret 2020 lalu.
“Kami melihat negara-negara itu memiliki jumlah besar. Tetapi kami juga siap jika perlu untuk menutup perbatasan kami,” kata Perdana Menteri Taur Matan Ruak seperti dilansir dari Tatoli.tl 12 March 2020.
Selain itu, pemerintah Timor Leste juga telah membentuk gugus tugas antarmenteri yang dibentuk untuk menangani Covid-19. Kementrian itu mencakup kementerian kesehatan, keuangan, dan urusan luar negeri.
Gugus tugas itu juga telah bertemu secara rutin dengan mitra internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai duta besar dan LSM.
Namun perdana menteri Taur mengatakan negara itu butuh bantuan lebih lanjut yang diperlukan untuk mengantisipasi corona.
Ia mengatakan negara itu perlu siap ‘secara psikologis’ sebelum virus tiba.
“Karena jika negara-negara besar yang memiliki sistem kesehatan yang lebih baik tidak memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalah seperti itu [Covid-19], bagaimana sistem kesehatan yang lemah di Timor-Leste?” kata Taur.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan dan Investasi Timor Leste, Xanana Gusmao, meminta pertolongan Indonesia terkait penanganan virus corona karena fasilitas dan infrastruktur mereka belum mumpuni.
Xanana mengatakan Timor Leste hingga kini tidak mempunyai fasilitas untuk karantina pengidap virus corona. Sehingga mereka perlu meminta bantuan Indonesia dalam melakukan hal tersebut.
“Karena harus mengerti bahwa kita tidak punya fasilitas, tidak punya apa-apa, oleh karena itu kita minta kalau bisa seperti negara-negara lain [melakukan karantina],” kata Xanana di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, seperti dilansir dari CNN, Selasa (4/2).
Untuk diketahui Timor-Leste tetap menjadi salah satu dari segelintir negara di Asia tanpa ada kasus virus yang dikonfirmasi.
Sementara total yang terinfeksi di seluruh dunia sebanyak 162.687 kasus infeksi. Dari jumlah tersebut, terdapat 6.065 kasus kematian. Sementara, 75.620 di antaranya telah dinyatakan sembuh. (VoN).