Kupang, Vox NTT – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar tidak boleh menolak warga yang pulang merantau.
“Untuk tidak boleh menolak saudara-saudara kita, bapa mama kita, adik kakak kita yang datang dari luar Nusa Tenggara Timur dan statusnya Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kami memantau seperti di Manggarai Timur dan juga di Sikka, Maumere. Keluarganya dikucilkan, orangnya ditolak,” ungkap Kepala Biro dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu kepada wartawan di Kantor Gubernur NTT, Jumat (03/04/2020).
Menurut Marius, ini adalah kesempatan bagi semua warga untuk mewujudkan solidaritas kemanusiaan.
Ia menjelaskan, virus corona atau Covid-19 adalah bencana kemanusiaan. Tuhan, kata dia, sedang mencoba umat untuk mewujudkan solidaritas kemanusiaan.
Marius meminta agar bisa memberikan dukungan kepada Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona.
“Dan juga termasuk yang positif sekalipun. Kalau ada yang positif. Berikanlah dukungan moril, berikanlah dukungan materil, berikanlah harapan kepada mereka dan kita bersolider dalam kemanusiaan,” harap mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT itu.
Cara mendukung kata dia, adalah berkoordinasi dengan Ketua RT, RW, dan Kepala Desa.
“Untuk melakukan yang bersangkutan kepada para medis yang ada di desa, yang ada di kecamatan, dan yang ada di ibu kota kabupatennya masing-masing. Lalu mengisolasikan orang itu, tidak memberikan kesempatan orang itu untuk bertemu siapapun selama 14 hari sambil kemudian pantau kesehatannya,” ujarnya.
Ia juga meminta warga agar tidak boleh mengucilkan orang yang baru pulang merantau. Jangan pula menganggap mereka pembawa bencana.
“Jangan. Karena mereka pun tidak menghendaki virus ini masuk ke dalam dirinya. Dia masih berstatus Orang Dalam Pemantauan atau Pasien Dalam Pengawasan,” tegasnya.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ungkap dia, mengharapkan seluruh masyarakat saat ini agar bisa saling bergandengan tangan mewujudkan solidaritas kemanusiaan.
“Bapak Gubernur mengatakan inilah kesempatan seluruh rakyat Nusa Tenggara Timur, 5,4 juta penduduk Nusa Tenggara Timur untuk saling berpegangan tangan, bergandengan tangan mewujudkan solidaritas kemanusiaan,” kata Marius.
Marius berharap seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur baik di kota, pedesaan, pantai-pantai, gunung-gunung, bukit-bukit atau di mana pun agar bisa mewujudkan solidaritas kemanusiaan.
“Kita saling mendukung sesama saudara kita yang status Orang Dalam Pemantauan. Kita harapkan kejadian-kejadian di Kefamenanu yang menolak Orang Dalam Pemantauan. Di Manggarai Timur, dan di Kabupaten Sikka. Semoga di daerah-daerah lain tidak ada kejadian seperti itu,” tuturnya.
Kepada para Bupati se-Nusa Tenggara Timur, Wali Kota Kupang dan semua infrastruktur pemerintahan tambah dia, baik itu TNI-Polri maupun birokrasi sipil agar bisa memantau orang-orang masuk ke NTT dan status Orang Dalam Pemantauan.
“Berikanlah mereka dukungan moril dengan doa-doa kita, memberi mereka harapan. Jangan membuat mereka putus asa, jangan membuat mereka hilang harapan, jangan membuat mereka kehilangan kehidupan. Karena ketika kita mengucilkan dia, apalagi mengolok-olok dia saat itu sebenarnya kita sedang memberikan dia putus asa, saat itu kita memberikan dia stress dan ketika dia stres imunitasnya kekebalan tubuhnya menurun dan penyakit mudah masuk kedalam dirinya. Tidak harus corona tetapi penyakit-penyakit lainnya,” tutup Marius.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba