Betun, Vox NTT-Blandina Luruk (48) warga Kabupaten Malaka yang baru dua hari tiba di kampungnya meninggal dunia akibat menderita sakit yang gejalanya mirip penderita Covid-19. Gejala tersebut yakni batuk dan sesak napas.
Meski demikian, pihak medis setempat belum dapat memastikan penyebab kematian Blandina karena masih harus melalui pengujian medis.
Diketahui, Blandina Luruk adalah warga Desa Umatoos, Dusun Loomota, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka. Dia merupakan pelaku perjalanan dari daerah terpapar Covid-19, yakni Surabaya, Jawa Timur.
Blandina sebelumnya bekerja di Surabaya sejak 2019 dan baru kembali ke Malaka di saat pandemi Covid-19 merebak.
Blandina tiba di kampungnya pada Minggu, 12 April 2020 malam. Setelah menempuh perjalanan dari Surabaya, ia langsung menuju Malaka.
Keesokan harinya, Senin (13/04) sekira pukul 18.30 Wita, Blandina meninggal dunia di kediamannya.
Informasi yang berhasil dihimpun VoxNtt.com, Selasa (14/04/2020), menyebutkan bahwa pada Minggu (12/04), almarhumah berangkat dari Surabaya menggunakan pesawat. Dia mendarat di Bandara El Tari Kupang, lalu melanjutkan perjalanan menuju Malaka dengan transportasi darat.
Sesampainya di Malaka, almarhumah sempat melakukan pemeriksaan di Puskesmas Besikama.
Keesokan harinya, Blandina tiba-tiba mengalami gejala sesak napas dan sakit di bagian bawah perut. Tak berselang lama, Blandina menghembuskan napas terakhirnya.
Hal tersebut dibenarkan pihak Puskesmas Besikama. Almarhumah sempat dibawa ke Puskesmas Besikama untuk diperiksa karena merupakan pelaku perjalanan. Setelah itu langsung dibawa pulang oleh pihak keluarga.
Karena merupakan pelaku perjalanan dari daerah zona merah, prosedur pemakaman dilakukan dengan protokol pemakaman layaknya pasien Covid-19.
Pantauan wartawan di rumah duka, proses pemakaman berlangsung Selasa sore (14/04/2020).
Hanya ada beberapa anak dari almarhumah yang melayat. Sedangkan dari pihak keluarga hanya melihat dari batas pagar yang sudah dibatasi petugas.
Keluarga melepas kepergian Balandina dengan isak tangis dari batas pagar karena tak dibolehkan mendekat.
Tampak juga sejumlah petugas kesehatan, camat, pejabat desa setempat, serta keluarga lainnya hanya melihat dari luar pagar ketika peti jenazah Blandina diantar ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Sejumlah petugas kesehatan dengan alat pelindung diri (APD) lengkap dibantu anggota keluarga yang hanya mengenakan pelindung seadanya berupa masker dan sarung tangan berusaha menggotong peti jenazah Blandina menuju liang lahad.
Suami almarhumah, Trensius Dini Nahak kepada wartawan menjelaskan, istrinya baru tiba di Malaka pada Minggu malam.
Saat tiba, pihak keluarga sempat membawanya ke Puskesmas Malaka Barat. Setelah itu dibawa kembali ke rumah.
Keesokan harinya, Senin (13/04/2020), istrinya tiba-tiba mengalami sesak napas dan tak berselang lama meninggal dunia.
Trensius mengaku, istrinya memang punya penyakit bawaan sebelumnya. Karena itu, ia juga belum bisa memastikan apakah kematian sang istri akibat penyakit bawaannya atau karena pengaruh virus corona.
Terpisah, Bupati Malaka dr. Stefanus Bria Seran saat dikonfirmasi di kediamannya mengatakan, penyakit akibat virus corona merupakan hal yang sangat serius, sehingga tak bisa dianggap remeh.
Karena itu, lanjut Bupati Stefanus, bagi warga Malaka yang baru datang dari daerah terpapar Covid-19 perlu melaporkan diri ke puskesmas terdekat untuk diperiksa kesehatannya.
“Apakah sakit karena Covid-19 atau bukan lebih baik lapor, supaya tidak ada kecurigaan, karena begitu diketahui dari luar jika meninggal maka akan dikuburkan dengan protokol Covid-19. Kalau ini terjadi tentu keluarga tidak bisa pergi melayat, dan petugas bersama keamanan datang untuk mengurus penguburan dengan prosedur penanganan layaknya pasien Covid-19,” ungkapnya.
Dengan adanya prosedur pemakaman sesuai protokol Covid-19, kata Bupati Stefanus, semua anggota keluarga yang pernah berhubungan dan berinteraksi atau bersentuhan fisik dengan almarhumah akan didata dan diperiksa, kemudian dilakukan isolasi atau karantina.
Bupati Stefanus mengingatkan dan mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesadarannya akan bahaya virus corona ini, dengan tetap menjaga pola hidup bersih.
Kemudian masyarakat wajib menjalankan instruksi pemerintah agar tetap tinggal di rumah, rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta tidak berkumpul banyak orang atau berkerumun di keramaian.
“Masyarakat harus sadar bahwa penyakit akibat virus ini memang berat dan harus taat mengikuti imbauan pemerintah,” tandasnya.
Untuk diketahui, warga Malaka pelaku perjalanan yang meninggal dan dimakamkan dengan protokol pemakaman Covid-19 sejauh ini berjumlah dua orang. Salah satunya mahasiswa Sekolah Tinggi Pertanian Malang dan kini Blandina Luruk.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba