Mbay, Vox NTT- Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Nagekeo kembali mengumumkan dua warga Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo reaktif berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test, Jumat (08/05/2020).
Dengan tambahan itu, warga Nagekeo yang reaktif rapid test Covid-19 kini berjumlah tiga orang.
Ketiga warga Nagekeo yang reaktif rapid test memiliki kontak erat dengan kasus penyebaran virus corona klaster pesantren Temboro Magetan.
Dilaporkan, dua dari 10 Santri Ponpes Magetan asal Nagekeo kini dilaporkan reaktif berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test.
Sedangkan seorang lagi, merupakan ibu dari salah satu santri yang terdahulunya telah dinyatakan reaktif.
“Dengan demikian, per hari ini, (Jumat, 8/5), Nagekeo sudah 3 OTG yang reaktif berdasarkan rapid test,” kata Humas Protokol Penanganan Virus Corona Kabupaten Nagekeo, Silvester Teda Sada.
Dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Silvester menegaskan adanya kemungkinan bahwa pergerakan status dari non-reaktif menjadi reaktif dan dari reaktif menjadi positif Covid-19 sangat mungkin terjadi di Kabupaten Nagekeo.
Penegasan kewaspadaan ini telah disampaikan sejak awal agar semua pihak harus tetap meningkatkan disiplin terhadap upaya pencegahan penularan virus corona atau Covid-19.
“Kami mengingatkan dengan serius, agar para penyandang P2T2, OTG, maupun ODP, wajib diam di rumah. Karantina mandiri selama 14 hari, tak ada toleransi sedikitpun. Pertama-tama diri sendiri. Lalu Keluarga dan tetangga terdekat. Juga sahabat dan komunitasnya. Semua, dimintai partisipasi dan tanggung jawabnya untuk mengawasi dan harus bisa menegur bila masih ada yang bandel atau ngeyel. Tak bisa sepenuhnya diserahkan kepada petugas kesehatan,” katanya.
Hingga hari ini, Jumat (08/05/2020), grafik monitoring data Covid-19 Kabupaten Nagekeo mencatatkan terdapat 1163 Pelaku Perjalanan dari Tempat Terjangkit (P2T2), Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 16 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 29 orang, serta Pasien Dalam Pemantauan berjumlah 1 orang dan dinyatakan telah meninggal dunia.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba