Betun, Vox NTT-Pembangunan gedung untuk kantor DPRD Kabupaten Malaka mulai dikerjakan sejak tahun 2017. Namun hingga saat ini, gedung yang berlokasi di jantung kota Betun, persisnya di depan lapangan umum Betun itu belum juga rampung.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malaka Yohanes Nahak yang dikonfirmasi melalui seluler pada Jumat (23/10/2020) tidak merespon ketika VoxNtt.com bertanya seputar pelaksanaan proyek tersebut.
Sementara data yang diperoleh dari website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Malaka menunjukkan total biaya yang sudah dihabiskan untuk pembangunan gedung tersebut mencapai Rp 15.295.915.000,00. Dana tersebut digelontorkan sejak tahun anggaran 2017 sampai 2019.
Pada 23 Februari 2017, Pemkab Malaka mengalokasikan anggaran sebesar Rp 250 juta untuk perencanaan teknis kantor tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 20 September 2017, Pemkab Malaka menggelontorkan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan gedung tersebut.
Pada tanggal 4 Juli 2018, pemerintah kembali mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk pekerjaan lanjutan pembangunan gedung kantor DPRD Malaka.
Selanjutnya, pada tanggal 16 April 2019, Pemkab Malaka mengalokasikan Rp 4,9 miliar untuk pembangunan tahap III. Untuk pengawasan pembangunan gedung tersebut, Pemkab mengalokasikan anggaran sebesar Rp 145.915.000 pada tanggal 4 Juli 2019.
Meski sudah menelan Rp 15 miliar dan menghabiskan waktu selama tiga tahun, pembangunan gedung wakil rakyat itu hanya menghasilkan rangka dan atap. Pantauan VoxNtt.com, Jumat siang, masih banyak item yang belum dikerjakan.
Lantai 1 sampai 3 masih berupa cor campuran semen kasar. Dinding yang terpasang hanya pada lantai 1. Sedangkan pada lantai 2 dan 3 belum ada dinding sama sekali. Hanya tiang-tiang beton berlapis campuran semen penyangga atap.
Rupanya proyek tersebut terhenti karena tidak ada pekerja yang beraktivitas. Hanya terlihat potongan-potongan besi beton berceceran di lokasi proyek yang dikelilingi dengan pagar terbuat dari seng itu. Proyek gedung tersebut tampaknya terancam mangkrak.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Yohanes