Ruteng, Vox NTT- Hasil panen tanaman jahe di Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai tahun ini diperkirakan melonjak. Namun, para petani mengaku bingung mencari pasar untuk menjual tanaman jahe mereka.
Petrus Palis, Ketua kelompok tani ‘Bantang Cama’ Desa Bangka Lelak, Kecamatan Lelak kepada wartawan, Sabtu (18/3/2017) mengatakan dia bersama anggota kelompok sudah serius mengembangkan tanam jahe sejak tiga tahun lalu.
Tahun 2017 ini kata dia, hasil panen mereka diperkirakan melonjak ketimbang dua tahun sebelumnya. Sekitar 800 ton jahe siap untuk dipanen.
Di tengah hasil penen melimpah ini, namun para petani pusing mencari pasar.
“Kami bingung sekarang, jahe-jahe siap untuk dipanen namun tidak tahu mau jual kemana, jika saat panen tidak ada yang datang beli maka akan menjadi mubazir,”kata Petrus.
Dikatakan, harga jahe bervariasi. Untuk jenis jahe merah sekitar Rp 7000 per kilogram. Sedangkan untuk jahe jenis gajah Rp 5000 perkilogram.
Menurut Petrus, jahe sebanyak ini tidak bisa hanya dijual ke pasar-pasar tradisional di Manggarai.
“Seberapa besar kebutuhan masyarakat untuk bumbu dapur, padahal produksi sangat banyak,” katanya.
Karena itu, Petrus berharap agar pemerintah kabupaten Manggarai bisa membuka berbagai akses termasuk mendatangkan investor.
Anggota DPRD Manggarai Kanis Erom mengatakan, beberapa tahun lalu pemerintah kabupaten Manggarai getol mencanangkan program tanaman jahe ini.
Dari tahun ke tahun, warga setempat tetap menanam bahkan terus mengembangkan jahe dengan luas lahan mencapai ratusan hektar.
Dikatakan, saat ini petani jahe akan mulai memanen. Namun mereka kesulitan di pemasarannya.
Menurut Kanis, meskinya pemerinta kabupaten Manggarai melalui instansi terkait segera membuka mata untuk mendatangkan investor agar jahe para petani ini bisa laku terjual.
“Saya baru pulang dari lokasi tanaman jahe, petani sudah mau panen tapi masih bingung mau dibawah kemana sebab belum ada investor yang melirik,” ujar anggota DPRD asal Kecamatan Lelak itu.
Dia menambahkan, ke depan pemerintah kabupaten Manggarai harus berpikir membangun industri jahe, mengingat saat ini para petani serius mengembangkannya.
Kanis mengaku, selain jahe petani di Kecamatan Lelak juga saat ini terus mengembangkan tanaman kopi.
“Jika kopi dan jahe dipadukan maka tentu ini sangat bagus, tinggal bagaimana mengembangkan dari sisi pemasaran,” katanya. (Adrianus Aba/VoN)