Larantuka, Vox NTT- Seminari Menengah San Dominggo Hokeng (Sesado) menggelar rapat komite, Sabtu (13/08/2022). Acara tahunan yang tak sempat digelar selama dua tahun terakhir lantaran pandemi Covid-19 ini bertempat di halaman tengah Seminari Hokeng.
Ketua Komite Sesado Mikhael Kolin, kegiatan komite pada umumnya terhambat oleh pandemi Covid-19.
Meski demikian, komite berusaha dengan berbagai cara agar partisipasi orang tua tetap optimal untuk eksistensi dan keberlanjutan Sesado ke depan.
Hadir pada pertemuan ini Ketua Yayasan SMAS Seminari San Dominggo Hokeng, RD. Dr. Georgius Harian Lolan, Kepala SMAS Seminari San Dominggo, RD. Alfonsus Payong Wungubelen, S. Fil. S. Pd, Ketua Komite, Mikhael Kolin, SE, Para Imam, Frater, guru, pegawai, orang tua/wali murid, dan seluruh peserta didik/calon imam SMAS Seminari San Dominggo.
Rapat dibuka dengan literasi dan animasi (membaca Kitab Suci dan renungan singkat, menyanyikan mars, pengucapan visi dan misi, nilai inti dan motto Sesado).
Panitia kegiatan menyebutkan sebanyak 234 orang tua siswa yang turut serta dalam momen ini.
Dalam sambutannya, RD Georgius menekankan aspek berjalan bersama dalam dimensi pendidikan dan pembinaan di Seminari Hokeng.
Penghayatan visi misi dan nilai-nilai inti merupakan bagian integral yang mesti diterjemahkan di dalam kegiatan belajar-mengajar setiap hari di sekolah dan pembinaan sebagai calon imam di asrama.
“Visi, misi, nilai-nilai inti, moto merupakan hasil lokakarya Rencana Strategis (Renstra Lembaga) yang menjadi road map bagi perjalanan lembaga ini,” tandas RD Georgius.
Lebih lanjut menurutnya, Semua imam, frater, guru dan pegawai, peserta didik/calon imam hendaknya menjadi bagian utuh dari keseluruhan arah lembaga Sesado, sehingga output yang akan dihasilkan adalah calon imam yang cakap secara intelektual, matang dalam kepribadian dan kudus sebagai calon imam.
Sementara itu, Mikhael Kolin atas nama komite mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dalam seluruh program kerja komite perode 2019-2022.
“Komite mengucapkan terima kasih kepada Bapa Uskup, Rektor, Kepala Sekolah atas kerja sama dalam pengembangan Sesado yang kita cintai ini,” tegas Mikhael yang juga adalah alumni Sesado.
Pada momen ini, Mikhael pun menginformasikan berakhirnya masa bakti komite di bawah kepemimpinannya dan akan dilakukan pemilihan komite yang baru.
Banyak hal telah dilakukan dalam koordinasi bersama SMAS Seminari San Dominggo Hokeng dan orang tua/wali murid.
“Komite berharap agar pemilihan pengurus yang baru nanti sebagai representasi orang tua/wali mampu membawa Sesado ke arah yang lebih baik lagi,” harap Mikhael.
Kepala Sekolah SMAS Seminari San Dominggo, RD Alfonsus dalam pemandangan umumnya menggarisbawahi keselarasan visi misi sekolah dan visi misi Seminari Hokeng.
”Visi misi Seminari adalah visi misi sekolah juga. Tidak ada dikotomi. Proses belajar mengajar di sekolah tidak terlepas dari kehidupan pembinaan di asrama begitu pula sebaliknya. Meski ada kekhususan namun keduanya saling berkontribusi bagi keutuhan pribadi peserta didik/calon imam,” tegas RD Alfonsus.
Selanjutnya, RD Alfonsus memberikan gambaran tentang keadaan siswa tiap rombongan belajar, para guru dan pegawai.
Ia juga secara khusus memberikan apresiasi bagi para siswa berprestasi dan para guru pendamping.
Lebih jauh ia menggambarkan program kerja sekolah dalam kalender akademik sekolah tahun pelajaran 2022/2023 termasuk kurikulum yang dijalankan oleh sekolah.
RD Alfonsus juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua karena keterlibatannya dalam seluruh dinamika dan perjalanan sekolah ini.
Hingga Agustus 2022, sebanyak 282 siswa yang dididik dan dibina di Seminari San Dominggo Hokeng.
Adapun visi Seminari Hokeng adalah “Seminari San Dominggo yang beriman, berkepribadian dan berilmu.”
Sementara itu, misinya adalah “Menjadi Seminari San Dominggo Hokeng yang beriman, berkepribadian dan berilmu dalam spirit Santu Dominikus dengan berpedoman pada 5 S”.
Yang dimaksudkan dengan 5 S yang merupakan nilai inti seminari adalah sanctitas (kekudusan), scientia (pengetahuan), sanitas (kesehatan), sapientia (kebijaksanaan) dan solidaritas (persaudaraan).
Sementara itu motto yang diusung oleh seminari adalah ‘pro ecclesia et patria’ (untuk Gereja dan Tanah Air). [*]