*Puisi-puisi Mikhael Wora
BERLAYAR
Sejam sembah pagiku melabur dinding
Menepis cecak dan jaring laba-laba
Ada pula berbaring manja di lantai
Dan di seputar kedua betis kursi
Kala sukma berlayar hening
Dari kandil tua
Hidungku betah mencium aroma subuh
Jala dan seperangkat doa kusiap
Lautnya ramah
Seramah embun menyentuh bulu-bulu daun
Kata-Nya: “Bertolaklah lebih dalam!”
Sekelumit hasrat menderu di bawah biduk
Namun dua tiga dayung terus mengayuh
Melepas daratan ratap pun jenuh kian jauh
(Nele, 18/3/2017)
LAUDES
Kupu-kupu berkaca
embun rintik sederet rerumputan
Membias batas tengadahku di bawah telapak-Mu
Lipatan kedua sayap sembah terbuka
Mengepak
Dupa cinta mengawang
Melintasi pintu dan dedaunan jendela
Rabi
Kau kumpul setelah raup
Hingga tampak penuh dua belas bakul
Junjunglah doaku di atas genting Bait-Mu
Agar tak lenyap dilahap rayap
Pada sebuah santap pagi yang kian rutin
(Nele, 18/3/2017)
*Mikhael Wora. Mahasiswa STFK Ledalero. Bergiat di komunitas sastra Djarum Scalabrini.