Kupang, Vox NTT- Upaya peningkatan kesejahteraan melalui pemberdayaan sektor pangan dan lapangan pekerjaan setidaknya bisa mengurangi angka human trafficking atau perdagangan orang di Provinsi NTT.
Hal itu disampaikan Willy Soeharly saat menyampaikan materi di kegiatan Golkar Academy yang digelar di Kantor Partai Golkar NTT, Rabu (1/5/2024).
Ketua DPD Prima NTT itu menyatakan, permasalahan serius terkait isu kesehatan dan ketenagakerjaan di NTT yaitu perdagangan manusia atau human trafficking.
Menurutnya, latar belakang dominan terjadinya human trafficking yaitu kemiskinan dan pendidikan.
“Kemudian semakin meningkat karena adanya migrasi illegal,” ujarnya.
Data statistik, papar Willy, menunjukkan bahwa selama periode 2015 hingga pertengahan 2016, tercatat 1.667 kasus tenaga kerja Wanita (TKW) menjadi korban human trafficking di
Provinsi NTT.
“Selama periode tersebut, NTT telah mencatat lebih dari 200 kasus perdagangan manusia,” jelasnya
Data tersebut, kata dia, mencakup berbagai jenis eksploitasi termasuk eksploitasi seksual, kerja paksa, dan perdagangan organ tubuh.
“Korban dari kasus ini yaitu anak-anak, perempuan, dan laki-laki,” imbuhnya.
Dikatakan Willy, dalam upaya pencegahan human trafficking, terdapat beberapa tantangan, di antaranya angka angkatan kerja yang besar (menurut BPS sekitar 64,24% tahun 2020), tenaga kerja non-skill (menurut BPS sekitar 61,78% tahun 2021), pekerja migran NTT (menurut Kemnasker sekitar 44.173 tahun 2020), lapangan kerja terbatas (menurut BPS sekitar 3,77% pengangguran tahun 2021), dan PAD yang rendah (menurut Kementerian Keuangan sekitar 12,91 juta rupiah per kapita NTT tahun 2020).
“Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan simultan antara SDM dan pembangunan ekonomi berbasis potensi daerah yang dapat menyerap tenaga kerja secara luas,” ungkap Willy.
Willy mengatakan, strategi yang konkret dan dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan di NTT yaitu hilirisasi.
Hilirisasi adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah sebuah komoditas yang dimiliki.
Willy memaparkan bahwa empat sektor unggulan di NTT yang harus dimaksimalkan potensinya yaitu sektor pangan, sektor energi, sektor kemaritiman dan kelautan, sektor parawisata dan industri.
Implementasi hilirisasi multi-sektoral di NTT akan memberikan berbagai manfaat luas bagi peningkatan nilai tambah produk lokal, penciptaan lapangan kerja baru, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga provinsi NTT dapat meraih kemajuan yang signifikan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Penulis: Ronis Natom