Se(TABAH) Di sini musim patah berganti Pucuk-pucuk luruh Pelupuk-pelupuk lusuh, hendak meluruhkan Awan di sudut pelupuk menjelma basah Bagaimana dengan…
Cerpen Fian Watu* Siang belum pamit ketika kejadian itu tiba. Tangisan demi tangisan memecahkan siang yang keras itu. Tidak hanya…
Mimpi -kepada Para Penunggu Damai Hari ini Tuhan mengunjungiku Membawa serta salib dan lebam Ah…yang benar saja Tuhan? …
Cerpen Ronny Manas Lekuk pinggul pantai melilit kaki bukit utara Nian Tana Sikka hingga basah berbusa dijilat hempas lidah gelombang.…
Butiran Ke 10 Jemari kekasihku Meremas erat butiran ketiga Mulutnya mengunyah lidahku Sambil daraskan pujian Kepada ibu lelaki yang dituduh…
Rabu Abu Cinta abu-abu Cinta campur abu Cinta melebur abu. Mencintai-Mu dengan abu. Memuji-Mu dengan tangis. Aku mau tetap di…
POHON SINYAL :buat Anna 1/ sudah dua jam aku duduk di bawah pohon sinyal menanti sinyal datang hinggap dan berkicau…
“SALAH Aku pergi dengan gelisah Di ruang tunggu bandara, kurebahkan segenggam luka Di seberang jalan kulihat dari balik kaca…
Oleh Marsel Koka Aku terjaga pada sebuah pagi yang belum pantas disebut sebagai pagi. Malam masih terlalu pekat. Fajarpun masih…
KARENA ENGKAU Selamat ulang tahun Wanita hebat-ku! Jika kata kadang membuat engkau ragu Dari jauh cukup kutuliskan puisi untukmu…