Generasi muda zaman sekarang justru gensi dengan menenun. Bagi mereka menenun adalah pekerjaan orangtua semata
Flotim, VoxNtt.com-Terampil dalam menenun bukan saja menghasilkan sebuah karya seni, namun juga bisa menghidupi keluarga. Begitulah yang dialami penenun khas Adonara, Nenek Berek Deta (73) asal Desa Koli Lanang, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Keterampilan menenun yang ia geluti sejak muda, sudah menjadi salah satu sumber pendapatan bagi keluarganya. Dari hasil jualan tenun Nenek Berek bisa menghasilkan Rp. 600.000 per tenunan.
“Selain sebagai hobi, tenun juga menjadi sumber pendapatan untuk menafkahi keluarga,” pungkas Nenek Berek yang selalu tersenyum kepada calon pembeli maupun yang sekadar berkunjung ke tempatnya.
Siang itu (7/11) di rumahnya yang sederhana dan sejuk, Nenek Bere mengaku terlalu mudah untuk menenun walaupun di usianya yang terbilang tua ini.
Dia (nenek Bere) tampak masih semangat dan tekun menjalani usaha yang mengangkat tenun Adonara di mata dunia ini.
“Jangka waktu pembuatan sehelai kain tenun tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya berkisar antara 3-4 hari” jelasnya kepada VoxNtt (5/11).
Menjalani peran sebagai tulang punggung keluarga memang tidak mudah, apalagi sebagai kaum hawa.
Namun nenek Bere menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dengan segala kemampuan yang ia punya.
“Segala pekerjaan dilakukan dengan senang hati, bukan karena beban” ujar Nenek Berek Nenek yang hingga kini menafkahi tiga orang anggota keluarganya.
Warisan Leluhur
Keindahan motif tenun Adonara menjadi daya terik tersendiri bagi para pengunjung Desa Koli Lanang.
Bahan-bahan yang alami dan berkualitas juga memikat hati wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Kain tenun dengan aneka motif ini bisa digunakan untuk sarung adat yang lazim dipakai oleh masyarakat adat setempat.
Selain dibeli warga Adonara, kain tenun ini, kata nenek Berek sudah dijual keluar daerah bahkan banyak orang asing yang membeli karyanya.
Walaupun tenunannya banyak yang laku terjual, namun ada keresahan baginya ketika melihat generasi muda di kampungnya yang kurang berminat dengan menenun.
“Saya takut nanti tenun ini akan hilang jika tidak ada anak muda yang berminat” ungkap nenek Berek.
Dia mengaku, tenun Adonara adalah keterampilan yang diwariskan leluhur dan telah menjadi jati diri orang Adonara.
“Generasi muda zaman sekarang justru gengsi dengan menenun. Bagi mereka menenun adalah pekerjaan orangtua semata” ujar nenek yang tak henti mengajak anak muda berlatih tenun ini. (Yansen Mambo/VoN)