Mbay, Vox NTT- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Nagekeo (Himana) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD dan Bupati Nagekeo, Jumat (19/5/2017).
Mereka menuntut DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo segera menyikapi serius sejumlah masalah yang selama ini meliliti masyarakat setempat.
Dalam orasinya, Himana menyebut berdasarkan investigasi mereka terdapat sejumlah masalah yang belum teratasi oleh Pemkab Nagekeo.
Persoalan itu di antaranya; masalah listrik di Desa Degalea, Kecamatan Nangaroro dan persoalan jembatan Lowo Co’o yang belum terealisasi oleh Pemkab Nagekeo. Jembatan tersebut terdapat di Desa Rendu Butowe, Kecamatan Aesesa Selatan.
Selanjutnya, terdapat pula persoalan air minum bersih yang menjadi kebutuhan utama masyarakat di Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa dan di Desa Rendu Wawo, Desa Tengatiba, Desa Rendu Butowe masing-masing di Kecamatan Aesesa Selatan.
Himana juga menuntut segera menyikapi persoalan gedung DPRD Nagekeo yang belum dieksekusi sampai saat ini.
Dalam aksinya, mereka membeberkan sejumlah tuntutan, antara lain, mendesak pihak PLN Ranting Mbay segera memasang jaringan listrik di Desa Degalea-Nangaroro. Para mahasiswa ini juga mendesak pihak PLN Ranting Mbay agar mensosialisasikan kebijakan pemadaman listrik yang dilakukan secara bergilir.
Selanjutnya, Himana mendesak DPRD Nagekeo segera menyikapi persoalan-persoalan seperti pelayanan listrik, air minum bersih dan jembatan. Lalu, mereka juga mendesak lembaga dewan segera berkoordinasi dengan pihak Kejari Bajawa terkait masalah gedung DPRD Nagekeo.
Untuk Pemkab Nagekeo, Himana mendesak segera berkoordinasi dengan pihak PLN Ranting Mbay agar memasang jaringan listrik di Desa Degalea-Nangaroro.
“Kami mendesak kepada Pemda Nagekeo untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak PAM Mbay, terkait pendistribusian air minum bersih secara merata kepada masyarakat Kelurahan Lape,” tulis Himana dalam pernyataan sikap mereka.
Selanjutnya, mereka meminta Pemkab Nagekeo segera menyikapi persoalan krisis air bersih di Desa Tenga Tiba, Renduwawo, Rendu Butowe.
“Dan kami mendesak kepada Pemda Nagekeo untuk segera membangun jemabatan Lowo Co’o yang berada di Desa Rendu Butowe,” tegas Himana.
Pantauan VoxNtt.com, para mahasiswa memulai aksinya dengan long march dari Penginanga. Sambil berorasi dan membentangkan spanduk, para mahasiswa menuju kantor DPRD dan akhirnya di Kantor Bupati Nagekeo. Spanduk dan poster yang dibawa di antaranya bertuliskan “Stop Tipu-Tipu, dan “Tuntaskan Masalah Air”.
Aksi unjuk rasa tersebut dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan Satpol PP Setda Nagekeo.
Dalam aksinya, mahasiswa sempat ditemui Anggota DPRD Rofinus Jo Wasek, Bupati Nagekeo Elias Djo, dan Wakil Bupati Nagekeo, Paul Nuwa Veto.
Dalam diskusi, Bupati Nagekeo Elias Djo mengatakan terkait listrik pihaknya telah memperjuangkan. Untuk diketahui Pemda Nagekeo saat ini sebanyak 29 desa yang belum menikmati listrik.
Pada tahun 2017 kata Elias Djo, akan memasang jaringan listrik ke desa-desa yang belum menikmatinya dengan program Jokowi-JK Indonesia terang.
Sedangkan, terkait air bersih kata dia, Pemda Nagekeo telah mengalokasikan dana sebesar Rp 1,5 miliar untuk memperbaikan jaringan air bersih dari Guru Aga sampai dengan Aeramo. (Arkadius Togo/VoN)