Oleh: Hancel Goru Dolu
Persena Nagekeo tak bisa dibendung (seka talo). Begitulah slogan dan credo para Persena Mania. Dan memang, sepakbola Nagekeo tampaknya terus bergerak maju. Aneka rancang bangun dan pembinaan di bidang sepakbola, rutin digalakkan. Pengembangan pemain lokal menjadi visi besar yang disasar. Misi terdekat akan dilakoni dalam partisipasi di Turnamen El Tari Memorial Cup (ETMC) tahun 2017, yang akan dihelat di Kabupaten Ende, pada 22 Juli-9 Agustus 2017.
ETMC ini bakal jadi semacam tolok ukur dari berbagai pola pembinaan yang telah dilakoni. Apalagi, di tengah situasi kegilaan beberapa kabupaten pada pemain-pemain dari luar NTT. Nagekeo percaya pada proses pembinaannya sendiri. Pemain-pemain lokal terus diandalkan untuk mengisi skuad Persatuan Sepakbola Nagekeo (Persena).
Meski baru sebelas tahun berdiri sebagai kabupaten sendiri, setelah pemekaran dari Kabupaten Ngada, prestasi sepakbola Nagekeo tak bisa dipandang sebelah mata. Tiga kali berturut-turut Persena Nagekeo menembus semifinal ETMC. Ketiga edisi tersebut adalah ETMC Kota Kupang 2010, ETMC Sumba Barat Daya 2011, dan ETMC Manggarai Barat 2013 yang kesemuanya berakhir di peringkat 3.
Di level junior, prestasi Persena Nagekeo sedikit lebih mengkilap. Tim muda ini berhasil menjadi Runner-Up dalam turnamen Piala Gubernur NTT 2011 dan Perempatfinal pada Piala Gubernur NTT 2015. Selain dua turnamen tersebut, di NTT memang tak ada lagi kompetisi lain yang melibatkan seluruh kabupaten untuk berpartisipasi. Muara untuk memaksimalkan potensi pemain lokal tetap minim.
Percaya Potensi Lokal
Di berbagai grup dunia maya di NTT kini, ramai perdebatan perihal pemakaian pemain dari luar NTT. Banyak pihak yang menilai bahwa pemakaian pemain dari luar telah bertentangan dengan semangat awal turnamen ETMC ini dihelat. Memupuk rasa persaudaraan antar wilayah di NTT yang bercorak kepulauan dan ajang mencari bakat lokal di bumi Flobamora bakal hilang tergerus, berganti semangat untuk mencetak prestasi dan ambisi akan kemenangan semata.
Namun, tak sedikit pula yang bersepakat pada pola instan mendatangkan pemain paten dari luar NTT. Mereka ini menilai, sepakbola global kini telah berkembang menjadi industri. Siapa yang memiliki modal dan manajemen yang baik, sah-sah saja untuk memakai pemain darimana saja.
Di tengah situasi yang demikian, Asisten Pelatih Persena Nagekeo, Ryano Depa, menyatakan bahwa Persena tetap percaya pada potensi lokalnya sendiri. “Persena meyakini kekuatannya sendiri. Memang sedang trend pembelian pemain luar NTT oleh kabupaten lain, namun Persena yakin dengan potensi lokal berbakat yang dimiliki. Kerja keras, doa, dan dukungan masyarakat Nagekeo adalah hal yang memuluskan langkah Persena di ETMC Ende nanti,” tegasnya.
Ryano Depa menjelaskan, tim Persena Nagekeo kali ini, diisi oleh pemain dari semua kecamatan. Hal tersebut bukan disebabkan oleh aspek perimbangan wilayah, akan tetapi memang secara teknis, kompetisi internal di Nagekeo telah memberikan dampak yang sangat positif. Semua kompetisi Askab/kompetisi internal seperti Piala Bupati, Turnamen Antar Klub dan Ajang Haornas menjadi ajang pemantauan bibit dan bakat pemain.
Ryano Depa bersama Pelatih Kepala Ermin Togo, asiten Acan Ibrahim dan Pelatih Kiper Bili Verdin telah melakukan seleksi terbuka sejak awal Mei 2017, dan bakal membawa 22 pemain ke Ende. Pemain lokal dan anak muda menjadi orientasi keempat orang pelatih muda yang semuanya juga merupakan jebolan Persena Nagekeo tersebut.
Saat ini, skuad Persena Nagekeo telah lengkap 22 pemain, dengan komposisi 5 senior (u-30) dan 17 junior (u-23). Semua pemain tersebut adalah pemain yg pernah berlaga di turnamen antar kecamatan, antar klub, dan Piala Bupati Nagekeo beberapa waktu lalu. Pemusatan latihan telah dilakukan sejak Juni 2017 dan target semifinal kembali dipatok kali ini.
Seka Talo!
Tak bisa dibendung! Itulah makna seka talo. Seka Talo diadopsi dari istilah Etu. Etu atau tinju adat, adalah olahraga asli Nagekeo yang diterima oleh hampir semua anak suku di Nagekeo. Motto tersebut diharapkan sebagai spirit dan semangat yang melahirkan mental tarung para pemain, sehingga mereka akan menjadi pemain/tim yang tak terbendung.
Karakter budaya yang tetap dijaga ini, bakal berlanjut ke filosofi permainan yang sesuai dengan topografi Nagekeo yang beriklim dan relief yang variatif. Ada gunung-lembah pun gersang-subur. Pola permainan pun tampaknya bakal variatif, dengan bola panjang-pendek yang dipadu tingkat presure dan determinasi tinggi.
Permainan cepat dan frontal yang selama ini disajikan dalam berbagai pertandingan ujicoba bakal menarik ditunggu. Seperti di Etu, sikap gagah berani memasuki arena akan membawa Persena Nagekeopada perjuangan yang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya. Persena Nagekeo sekaligus juga membawa misi, membuktikan bahwa pembinaan potensi lokal adalah jalan terbaik bagi pengembangan sepakbola NTT.
Pada akhirnya, karakter permainan Persena ini akan kembali diuji di ETMC Ende 2017. Apakah akhir kisah turnamen akan dihiasi oleh nyanyian Persena Nagekeo Seka Talo? Kerja keras, doa dan dukungan semua masyarakat Nagekeo akan membuktikannya.
*Penulis adalah Penggemar sepakbola.