Mbay, Vox NTT-Kasus kematian ibu hamil dan bayi di Kabupaten Nagekeo meningkat pada tahun 2017 ini.
Kepala Seksi Keluarga Pada Dinas Kesehatan Nagekeo, Onda Londa mengatakan tingginya angka kematian ibu hamil dan bayi disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksa ke tenaga medis ketika diserang penyakit.
Selain rendanya kesadaran masyarakat, kasus itu juga disebabkan adanya penyakit gangguan pernapasan dan beberapa penyakit lainnya.
“Kita di Dinas kesehatan Kabupaten Nagekeo mencatat ibu hamil yang meninggal dunia sejak Januari-minggu ketiga pada bulan September 2017 sebanyak 4 orang, sedangkan bayi sebanyak 34 orang. Kalau untuk tahun 2016 sangat kurang, datanya kita lupa, pokoknya jauh lebih banyak di tahun 2017,” ujar Londa kepada VoxNtt.com di ruang Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Selasa (19/9/2017).
Karena itu, dia mengingatkan agar warga Kabupaten Nagekeo, terutama ibu yang sedang hamil harus rajin konsultasi ke bidan atau dokter.
Idealnya seorang ibu yang sedang hamil kata Londa, dapat berkonsultasi ke dokter sebanyak 3 bulan sekali untuk bayi.
Konsultasi yang harus intens juga ketika 3 bulan terakhir menjelang bayi dilahirkan.
Sebab pada masa tersebut, postur badan ibu hamil mulai berubah drastis. Biasanya terjadi bengkak di bagian paha dan bagian badan lainya. Perubahan inilah yang harus dikonsultasikan pada bidan atau dokter.
“Kemudian selain rajin check up dan menjaga pola makan yang baik, diharapkan pada para ibu hamil yang melahirkan datangnya ke pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas-puskesmas, jangan pergi ke dukun. Hal tersebut juga harus menjadi perhatian warga kabupaten Nagekeo untuk meminimalisir angka kematian ibu hamil saat melahirkan,” ucapnya.
Dia menambahkan di Kabupaten Nagekeo masih ada ibu hamil lahir di rumah dukun.
“Tetapi hanya lima persen saja. Karena faktor topografi dan 95 persen lahir di puskesmas” ujarnya. (Arkadius Togo/AA/VoN)