Ende, Vox NTT-Lusia Agnes Bata, Siswi kelas XI Bahasa SMA Katolik Frateran Ndao berhasil meraih juara satu Olimpiade Bahasa Jerman yang diselenggarakan Gothel Institut. Lusy akan mewakili NTT pada Olimpiade tingkat nasional Januari 2019 mendatang.
Putri pertama dari Stephanus Bata ini berhasil mengalahkan ratusan siswa utusan dari 24 sekolah di daratan Flores. Ia akan diutus bersama 5 siswa lainnya dari NTT untuk mengikuti olimpiade tingkat nasional.
Dikutip dari media Harian Umum Flores Pos, Lusy mengaku bangga dan senang atas prestasi yang diraih. Menurut dia pencapaian itu berkat campur tangan Tuhan dan dukungan dari keluarga dan pihak lainnya.
“Saya menyiapkan diri dengan baik dan tidak pernah lupa berdoa. Lebih dari itu, para guru pendamping, teman-teman, dan semua anggota lembaga ini selalu mendukung serta membimbing saya bersama teman-teman untuk mengikuti olimpiade ini,” ungkap Lusy pada Senin (26/11/2018) di SMAK Frateran Ndao.
Ia mengatakan, kesuksesan adalah milik semua orang asal seseorang itu tekun, tabah dan mau bekerja keras. Bukan bersantai-santai lalu mengharapkan prestasi yang luar biasa.
Lusy mengaku, sejak masuk SMAK Frateran Ndao, dirinya sudah jatuh cinta pada pelajaran Bahasa Jerman. Karena cinta itu maka ia belajar dan mencari berbagai literatur.
Untuk mengikuti ajang tingkat Nasional, siswi kelahiran 2002 ini berjanji menyiapkan diri secara maksimal. Sebab, menurut dia, persaingan akan semakin ketat pada level yang lebih tinggi.
“Disana itu persaingannya lebih ketat dan akan diikuti oleh seluruh wakil dari setiap provinsi. Saya akan berusaha keras untuk memberikan yang terbaik. Waktu satu bulan kedepan saya akan memanfaatkan dengan baik untuk belajar,” kata Lusy yang bermimpi melanjutkan pendidikan dan bekerja di Jerman.
Curahan Hati Orangtua
Prestasi yang diraih Lusy, selain membawa nama baik sekolah dan daerah, juga memberi kebanggaan bagi kedua orangtuanya Stephanus Bata dan Emerlina Bidho.
Dalam media sosial (facebook), Stephanus menulis perasaan suka citanya atas perjuangan anaknya. Sebagai orangtua, ia terus mendorong dan memberi motivasi terhadap anaknya yang kemudian akan mengikuti ajang yang lebih tinggi nanti.
Sepenggal kalimat yang ditulis olehnya tentang riwayat Lusy yang tiada hari tanpa membaca merupakan ajakan yang luar biasa. Stephanus berharap anaknya lebih gemar belajar dan belajar bersaing.
“Lusy mesti mengenal lingkungan dan pesaing. Tidak perlu takut kalah karena setiap lomba pasti terdapat kemenangan dan kekalahan,” demikian tulis Stephanus.
Sebagai bentuk dukungan orangtua terhadap anaknya, Stephanus berjanji akan membeli buku Bahasa Jerman kepada anaknya. Selain itu, keluarganya tetap memberikan dukungan doa agar Lusy dapat bersaing secara sehat dan membawa hal yang positif terhadap keluarga, sekolah dan daerah.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba