Kefamenanu,Vox NTT- Kepala kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (P2TSP) Kabupaten TTU, Morizon Kapa disebut-sebut turut melakukan pengeroyokan terhadap Yoakim Ulu Manehat (Ulu Besin) warga Desa Ponu, Kecamatan Biboki Anleu.
Tindakan pengeroyokan itu diduga dilakukan oleh Morizon bersama ajudan dan sopir bupati saat kunjungan Bupati Raymundus Sau Fernandes ke wilayah tersebut, Jumat, 21 Desember lalu.
Ketiga terduga pelaku pengeroyokan tersebut sudah diadukan ke Kepolisian Sektor Biboki Anleu, Resort TTU oleh Ulu Besin pasca kejadian.
Baca Juga: Bupati TTU Terlibat Cekcok dengan Warga Ponu, Ada Apa?
Kepala P2TSP Kabupaten TTU Morizon Kapa ketika ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (27/12/2018), menuturkan dirinya menghargai langkah hukum yang diambil oleh Ulu Besin.
Namun secara pribadi, ia mengaku tidak merasa pernah terlibat pengeroyokan seperti yang dituduhkan.
“Saya menghargai langkah hukum yang diambil oleh bersangkutan (Ulu Besin) tapi saya tidak pernah merasa melakukan penganiayaan seperti yang dituduhkan,untuk apa juga saya buat begitu,” ujar Morizon.
Morizon menjelaskan, wilayah SP 1 dan SP 2 Desa Ponu memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk pengembangan usaha tambak garam dalam skala besar.
Sehingga pada Jumat, 21 Desember lalu, ia bersama bupati, salah seorang investor dan kepala dinas perikanan, serta sejumlah rombongan lainnya turun meninjau lokasi.
“Jadi agenda kita waktu kunjungan itu hanya untuk memantau lokasi bukan turun untuk berdialog dengan masyarakat, selain itu juga kita turun itu baru untuk pantau bukan mau langsung terbitkan izin,” tuturnya.
Ia menambahkan, sesampainya di wilayah SP 1, rombongan mobil berhenti.
Saat dirinya yang berada di bagian belakang turun dari mobil, ujarnya, terlihat Bupati Raymundus sudah terlibat adu pendapat dengan Ulu Besin.
Morizon pun langsung berinisiatif untuk melerai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Morizon mengaku tidak melihat adanya tindakan pengeroyokan terhadap Ulu Besin seperti yang sudah disampaikan.
“Waktu itu saya hanya berusaha lerai saja, tidak ada sampai bilang cekik, saya hanya lerai biar tidak terjadi hal -hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba