Mbay, Vox NTT-Kasus kematian bayi dan ibu di tahun 2018 yang ditangani Puskesmas Danga Kabupaten Nagekeo sebanyak 11 orang. Sementara di tahun 2019 belum ada.
“Total kematian bayi dan ibu di tahun 2018 di wilayah Kecamatan Aesesa sebanyak 11 orang. Sementara di awal tahun 2019 belum ada,” kata Kepala Puskesmas Danga, Claudia Pau saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (31/1/2019) siang.
Claudia mengatakan berdasarkan data di Puskesmas Danga sejak awal tahun sampai akhir tahun 2018 tercatat 9 bayi dan dua ibu yang meninggal.
“Kematian ibu dan bayi itu terjadi di rumah sakit Ende 4 orang, RSUD Bajawa 1 orang, RSD Aeramo 1 orang, Puskesmas Danga 1 orang, dan dua meninggal di rumah. Sementara ibu meninggal di RSUD Ende 1 orang dan RSUD Bajawa 1 orang,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa penyebab yang memicu kematian bayi. Di antaranya, karena mengalami kelainan jantung, terkena diare, tersedak sehingga gagal napas, sampai tempurung otak yang tidak sempurna.
“Kebanyakan penyebabnya memang bawaan, sehingga bayi meninggal,” ujar Claudia.
Selama ini, lanjut dia, upaya untuk menekan kematian pada ibu dan bayi terus dilakukan. Seperti pemantauan aktif terhadap ibu hamil yang dilakukan bidan desa.
Dikatakan, kematian ibu dan bayi biasanya terjadi pada yang statusnya hamil berisiko tinggi. Di antaranya adalah usia ibu hamil yang masih di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
Selain itu, jarak kehamilan kurang dari dua tahun serta berat dan tinggi badan ibu hamil juga punya kaitan dengan risiko tinggi.
“Kami juga memberikan nutrisi bagi ibu hamil,” terangnya.
Sementara itu, lanjut Claudia untuk kematian bayi selain karena beberapa sakit dan kelainan bawaan, juga disebabkan pola hidup ibu hamil. ”
Pola hidup selama masa hamil itu penting. Jangan sampai merokok, mengonsumsi miras, kekurangan vitamin dan gizi, serta aktivitas terlalu tinggi, karena ini juga berisiko terhadap kesehatan bayi,” ujarnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba