Ruteng, Vox NTT- Nama Venan Ntelok cukup tenar di jagat maya. Terpantau, di media sosial facebook ia kerap “tadah badan” dengan menulis kalimat pembelaan, mana kala ada warganet yang mengkritisi roda kepemerintahan Kabupaten Manggarai, NTT.
Bahkan, responnya atas kritikan di balik kebijakan Bupati Deno Kamelus dan Wabup Victor Madur cukup tajam. Ia pun tenar dengan aksi pembelaannya di ruang maya Manggarai.
Kali ini pemilik nama lengkap Gebhardus Venan Ntelok itu kembali nimbrung di media sosial facebook terkait polemik pemecatan perangkat Desa Bere, Kecamatan Cibal Barat yang diberitakan VoxNtt.com.
Di bawah link berita berjudul “Camat Cibal Barat Diduga Bersekongkol dengan Kades Bere”, misalnya, Venan Ntelok kembali berkomentar pedas. Berita tersebut diposting di fanpage VoxNtt.com.
Baca Juga:
- Kades Bere Diduga Buat Laporan Fiktif Penggunaan Dana Desa
- Terkait Pemecatan Perangkat Desa Bere, Ini Komentar Camat Cibal Barat
- Pemecatan Perangkat Desa di Cibal Barat Dinilai Sepihak
Dari isi komentarnya, ia tampak membela Camat Cibal Barat Karolus Mance di balik polemik pemecatan perangkat Desa Bere tersebut. Venan Ntelok bahkan menuding berita tersebut fitnah dan keji, serta bentuk pembunuhan karakter.
Ia berharap agar wartawan tidak langsung menulis berita yang belum jelas kebenarannya.
Venan boleh saja berkoar dengan kalimat pembelaan cukup tajamnya. Namun berita itu memuat dugaan narasumber Adrianus Paju Raeng yang juga menjadi “korban” pemecatan oleh Kades Bere Ignasius Beon.
Dikonfirmasi VoxNtt.com melalui sambungan teleponnya, Sabtu (01/06/2019) pagi, Venan mengungkapkan alasan di balik postingannya yang bernada tudingan itu.
“Artinya nggo’o ta ase (Artinya begini adik), saya baca betul klarifikasi yang dibilang di Vox NTT kemarin yang mungkin ase juga baca to, apa tulis to, intinya klarifikasinya cukup jelas, tidak ada tendesius, tidak ada kompromi terkait hal-hal itu to. Dengan menculnya berita baru menuding tidak langsung dipublikasi lah,” jelas Venan dengan dialeg Makassarnya.
Ia membantah postingannya itu sedang membela Camat Cibal Barat. Namun, Venan mengaku iba dengan Camat Cibal Barat yang mungkin menjadi korban “permainan” di Desa Bere.
“Memang jujur pa Camat memang ada hubungan, tapi ya profesional saja saya melihat ini to. Karena judulnya ini terlalu ekstrim juga kah ase (adik), apa tudingan, kasihan kan dia inikan dalam posisi jabatan pimpinan, terus dinodai proses-proses seperti itu yang sesungguhnya hal itu belum tentu benar,” katanya.
Masalah Kecil
Di mata Venan Ntelok persoalan pemecatan perangkat desa Bere merupakan masalah kecil.
“Kasihan lo, jabatan kecil begitu langsung dipatahkan habis-habisan gara-gara hal kecil di bawah, yang belum tentu juga ada keterlibatan. Asumsi di luar itu, begitu sudah, melebar. Begitu to,” tukas salah satu pengurus DPD PAN Kabupaten Manggarai itu.
Namun Venan tampak berkelit, saat disanggah bahwa pemecatan perangkat Desa Bere tersebut bukan masalah kecil. Sebab, di balik pemberitaan itu tidak menutup kemungkinan ada banyak pengaduan di desa lain di Manggarai yang datang dari masyarakat.
“Begini ase geong (adik), hak ase, ase punya tugas dan tanggung jawab dan segala macam sebagai jurnalis untuk itu, tapi alangkah lebih baiknya juga bisa menjaga inilah, jangan sampai ada asumsi yang berlebihan di luar seolah-olah hal itu terjadi, ase coba konfirmasi lah ke pa camat apa benar yang terjadi itu demikian,” tandas Venan Ntelok.
Hal-hal Aneh Saja yang Diberitakan
Bukan kali ini saja Venan berkoar di medsos untuk membela Pemkab Manggarai. Sebelumnya, Venan Ntelok juga mengkritik beberapa jurnalis yang memberitakan polemik Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Poco, Kecamatan Wae Ri’i.
Awak media menulis pemberitaan tersebut, karena masyarakat mengadu ada polusi udara akibat asap yang muncul dari TPA Poco.
Venan kemudian merespon pemberitaan media massa di group WhatsApp ‘Desa Membangun’ dengan menulis bahwa ada dugaan politisasi di balik polemik TPA Poco.
Padahal pemberitaan yang disajikan awak media merupakan fakta lapangan, dimana masyarakat menolak keberadaan TPA Poco karena telah mencemarkan udara.
Postingan Venan Ntelok bernada kritikan terhadap beberapa jurnalis tersebut kemudian menyebar luas di berbagai group WhatsApp.
Baca Juga:
- Bupati Deno Tolak TPA Poco Ditutup
- JPIC Minta Pemkab Manggarai Segera Tuntaskan Masalah TPA Poco
- Pemkab Manggarai Segera Kaji Keberadaan TPA Poco
- GMNI Nilai Pemkab Manggarai Tak Serius Urus Masalah Sampah
- Kesal dengan Pemkab Manggarai, Warga Hadang Mobil Sampah
Terpantau, postingan itu sempat melahirkan beragam komentar dengan mempertanyakan status dan posisi Venan Ntelok di lingkup Pemkab Manggarai.
“Begini ase, kan kita sama-sama bisa pahami nilai, isi terus makna dari kata-kata yang diulas itu to, arahnya ke mana. Hanya saya tidak tahu apakah berita itu lahir dari rasa kepedulian atau benci. Saya tidak tahu, cuman yang saya lihat yang dimuat banyak hal-hal yang bernuansa ini lah, apa namanya, saya yakin itu tidak asli dari rasa profesionalisme seorang jurnalis, lebih banyak sikap individualis, kayak kebencian individualis,” jelas Venan saat dikonfirmasi terkait postingannya seputar polemik keberadaan TPA Poco yang diberitakan awak media, beberapa waktu lalu.
Menurut Venan, media massa adalah mitra dari seluruh komponen yang ada di Indonesia. Artinya, semua harus menikmati keberadaan dari media massa, baik yang pro maupun yang kontra.
“Jangan condong-condong saja pada pihak yang kontra. Artinya keberimbangan dari pemberitaan itu. Hal-hal kritis ya kita legowo aja lah. Tapi, kadang hal-hal aneh saja yang dimuat, jarang ada yang sifatnya prestasi, apa itu semua tidak pernah diinilah (diberitakan),” katanya.
Menurut dia, semua punya tafsiran berbeda terhadap satu obyek, termasuk dugaannya yang menyebut polemik TPA Poco dipolitisasi.
Venan sendiri membantah semua jurnalis demikian. Namun, kata dia, terkadang ada segelintir jurnalis yang mencoba menggiring opini untuk menghancurkan pihak tertentu.
“Orang Dekat” Bupati Deno
Venan Ntelok disebut-sebut sebagai salah satu “orang dekat” Bupati Manggarai Deno Kamelus.
Kabarnya, pada prosesi Pilkada Manggarai tahun 2015 lalu, Venan masuk dalam lingkaran tim pemenangan pasangan Deno Kamelus dan Victor Madur (Deno-Madur).
Ia pun kerap jalan bersama tim pemenangan Deno-Madur, yang kala itu melawan pasangan Herybertus GL Nabit dan Adolfus Gabur (Hery-Adolf).
Ia juga salah satu anggota “Garda Muda”, kelompok partisan yang ikut memenangkan pasangan Deno-Madur.
Sejak saat itu, di jagat maya Venan Ntelok kerap mengagung-agungkan pemimpin andalannya pasangan Deno-Madur.
Publik akhir mengetahui bagaimana Venan “tadah badan” di medsos jika ada netizen yang mengkritik pasangan pemenang Pilkada Manggarai tahun 2015 ini.
Pasca paket Deno-Madur menang atas pasangan Hery-Adolf, Venan kemudian bekerja sebagai salah satu fasilitator di Dinas Perumahan Kabupaten Manggarai.
Pria asal Wudi, Desa Wudi, Kecamatan Cibal ini juga salah satu pengurus DPD PAN Kabupaten Manggarai yang saat ini diketuai oleh Bupati Deno Kamelus.
Dari informasi yang diperoleh, sebelum Venan menjadi caleg PAN nomor urut 8 dari Dapil Cibal, Cibal Barat, Reok, dan Reok Barat, ia kerap menemui Bupati Deno. Tak diketahui pasti tujuan ia menemui Bupati Deno.
Kedekatan Venan dan Bupati Deno juga diketahui dari berbagai postingan fotonya di media sosial facebook. Dalam caption foto yang diposting, Venan selalu menyebut Bupati Deno sebagai “pemimpin andalan”.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba