Kefamenanu, Vox NTT- Maria Yance Siki (30) tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Tunoe, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia di Kuala Lumpur, ibu kota Negara Malaysia, Selasa (10/09/2019).
Almarhumah meninggal dunia pukul 18.00 waktu Malaysia.
“Ia kemarin istri saya meninggal dunia sekitar pukul 18.00,” ujar Silvester Lake, suami almarhumah saat dihubungi VoxNtt.com melalui telepon, Rabu (11/09/2019).
Silvester mengaku, dia dan almarhumah baru menjadi suami istri sejak 3 tahun lalu.
Namun lantaran pekerjaan, ujarnya, dirinya dan sang istri terpaksa tinggal terpisah dengan jarak sekitar 20 KM di negeri Jiran.
Almarhumah diketahui bekerja di rumah makan di Kota Kuala Lumpur.
Pada Senin (09/09/2019) sekitar pukul 15.00, Silvester mendapatkan pesan WhatsApp dari istri.
Isi pesan tersebut yakni meminta Silvester untuk menjenguknya lantaran ia sedang sakit.
“Almarhumah kirim pesan lewat WhatsApp, katanya kalau kakak tidak sibuk kerja lagi datang jenguk saya karena saya lagi sakit, jadi saya bilang baik nanti kalau sudah selesai kerja baru saya ke sana,” kisahnya.
Silvester menuturkan setelah dia selesai kerja langsung bergegas untuk pergi menjenguk sang istri.
Saat tiba di kontrakan sang istri, ia melihat almarhumah sedang terbaring lemah sambil mengaku mengalami sakit pada bagian perut.
“Dia (sang istri) mengeluh sakit pada bagian perut, katanya seperti ditusuk-tusuk pakai jarum begitu, saya ajak ikut ke tempat saya biar saya bisa tahu rumah sakit atau tempat yang jual obat, tapi dia tidak mau, mungkin dia tidak mau buat beban saya,” tuturnya.
Silvester menambahkan, pada Selasa (10/09/2019), beberapa saat sebelum istrinya menghembuskan napas terakhir, ia sempat diminta sang istri untuk menelepon orangtuanya di Desa Tunoe.
Permintaan tersebut dituruti Silvester. Almarhumah kemudian sempat berbicara dengan ibunya di kampung halaman.
Namun sayangnya beberapa saat setelah panggilan telepon dimatikan, almarhumah langsung menghembuskan napas terakhir.
“Beruntung ada saya punya teman orang Melayu yang bantu saya sehingga bisa lapor di Polisi dan ambil keterangan kematian,” ungkap Silvester.
Silvester menuturkan, saat ini jenazah almarhumah istrinya sementara disemayamkan di Rumah Sakit Umum Kelang Kuala Lumpur.
Ia mengaku, pihak KBRI saat ini sedang mengurus untuk membantu proses pemulangan jenazah almarhumah ke kampung halamannya.
“Informasi dari KBRI katanya saat ini masih urus administrasi, mungkin besok atau lusa jenazah istri saya sudah dibawa kembali ke kampong,” jelasnya.
Terpisah, Esi Siki selaku perwakilan dari keluarga almarhumah di Desa Tunoe saat dihubungi VoxNtt.com mengaku, pihaknya sudah mendapatkan informasi terkait kematian saudari mereka.
Informasi tersebut diperoleh dari suami almarhumah yang menghubungi melalui telepon sekitar pukul 19.00 Wita.
“Tadi malam sebelum putus napas itu almarhumah masih telepon dengan mama, dia mengeluh bilang sakit sekali di bagian perut, saat telpon dia hanya panggil Mama Mama mumnau kau kha kah (Mama Mama ingat saya atau tidak) terus mama jawab bilang saya ingat tapi mau buat bagaimana, apa yang sakit, terus dia bilang saya punya perut yang sakit sekali terus dia panggil lagi mama. . mama. . mama, terus kasih mati telepon,” ujarnya.
“Setelah kasih mati telepon itu, sekitar 2 atau 3 menit kemudian dia punya suami telepon datang bilang mama anak kamu sudah meninggal dunia,” kisah Esi.
Esi menambahkan, almarhumah berangkat ke Malaysia pasca lulus Sekolah Dasar sekitar 17 tahun lalu.
Sejak berangkat, almarhumah tak pernah sekali pun kembali ke kampung halaman hingga akhirnya meninggal dunia pada Selasa kemarin.
Ia berharap adanya bantuan dari pemerintah, baik itu dari tingkat kabupaten hingga pusat agar jenazah almarhumah sekiranya bisa dipulangkan kembali ke kampung halaman.
“Kami harap pemerintah bisa bantu kami biar jenazah almarhumah bisa pulang kembali sampai ke kampung halaman,” harap Esi.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba