Betun, Vox NTT- Ignasius Roy Suyanto Tei Seran (RTS) resmi mendaftar di Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk maju dalam bursa pencalonan peserta Pilkada Malaka 2020, Rabu (09/10/2019).
Ia daftar sebagai bakal calon Wakil Bupati Malaka periode 2020-2025.
RTS didaftar di DPD PSI Malaka oleh Ketua Pospera kabupaten itu Paskalis W. Nahak. Nahak datang dengan didampingi sejumlah tokoh muda dan masyarakat.
Mereka ialah, advokat muda Primus Klau dan Ketua Pemuda Benahe Kun Tei Seran. Ada pula tokoh masyarakat seperti Lorenz Nahak, serta sederet nama lainnya.
Nahak dan rombonganya disambut baik oleh panitia pendaftaran peserta Pilkada Malaka 2020 DPD PSI Malaka di sekretariat partai itu yang beralamat di Desa Na’as, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka.
RTS kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp-nya mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut ‘Dewasa ini, manusia Indonesia tidak boleh lagi lambat asal selamat, tapi harus menggunakan teknologi informasi semaksimal mungkin demi mengejar ketertinggalan’.
Sebab itu, ia mengajak agar memanfaatkan teknologi yang disediakan PSI yang menurutnya sangat apik.
”Saya meyakini bahwa milenials adalah kekuatan besar yang perlu dikapitalisasi dan mengarahkan tujuan hidup bersosialisasi dan berpolitik secara aktif,” ujar RTS.
Dia juga mengajak kaum milenial yang punya semangat dan tujuan yang sama agar membangun Malaka ke arah yang lebih baik.
”Mengantarkan dokumen secara offline, sebagai bentuk nyata keterlibatan mereka, meskipun saya sendiri telah memanfaatkan teknologi dengan mendaftarkan diri secara resmi lewat website resmi PSI (https://psi.id/daftar/),” terang RTS.
RTS yang adalah seorang Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan, partainya dan PSI adalah dua partai yang punya gagasan yang sama.
Gagasan itu terutama lahir dari kegelisahan akan situasi dan kondisi kehidupan politik yang tidak begitu memihak kepada kaum lemah.
Sebab itu, RTS mengajak kaum muda untuk menentukan posisi pada mereka yang tersandera kehidupannya oleh karena ketidakadilan sosial yang terjadi di bumi Malaka tercinta.
“Sebagai sesama milenials, kami yakin dan percaya bahwa milenials Malaka adalah sekelompok besar orang yang punya cita-cita besar, lewat jalur-jalur pemikiran out of the box, di luar kebiasaan yang diterapkan oleh generasi terdahulu,” tandasnya.
RTS mengklaim, ia adalah representasi kaum milenial Malaka yang sadar benar bahwa demokrasi hari ini tidak dapat dipisahkan dari peran milenial.
Baca Juga: RTS Maju di Pilkada Malaka karena Panggilan Nurani
Ia menambahkan, Indonesia hari-hari ini mengalami perkembangan kuantitas dan kualitas yang cukup signifikan dalam kaitannya dengan peran milenial.
10-20 tahun lagi, lanjutnya, jumlah milenial Indonesia diprediksi mencapai jumlah 50-60% dari total penduduk di negara itu.
RTS menyampaikan limpah terima kasih terutama pada Ketua DPD PSI Malaka Marianus Fatin dan segenap panitia penerimaan pendaftaran bakal calon kepala daerah, yang begitu hangat menerima timnya ketika mendaftar.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para jurnalis yang hadir dan meliput dengan setia, bermodalkan semangat milenial.
Terima RTS pun ditujukan kepada tim milenial yang telah mengantarkan dokumen persyaratan pendaftarannya sebagai bakal calon Wakil Bupati Malaka di DPD PSI setempat.
RTS memohon maaf karena tidak bisa hadir secara langsung di sekretariat DPD PSI Malaka. Ia mengaku masih menyelesaikan beberapa agenda di Jakarta.
“Terima kasih untuk semuanya. Mari kita bangkit bersama. Maaf saya belum bisa hadir. Nanti kita akan berjumpa. Salam buat semuanya,” tutup alumnus Seminari Lalian Atambua ini.
Terpisah, Ketua Pospera Kabupaten Malaka Paskalis W. Nahak menyatakan RTS hadir dalam bursa pencalonan peserta Pilkada 2020 menjadi tanda bangkitnya pemuda.
Baca Juga: PSI Malaka Buka Pendaftaran Bakal Calon Peserta Pilkada 2020
Kebangkitan pemuda, kata Nahak, sudah pernah ditandai oleh banyak peristiwa sejarah, semisal Sumpah Pemuda di tahun 1928, tokoh-tokoh politik nasional, termasuk Sekjen PSI Grace Natalie dan tokoh reformasi Adrian Napitupulu.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba