Betun, Vox NTT- Program Revolusi Pertanian Malaka (RPM) yang digagas Bupati Stefanus Bria Seran (SBS) dinilai meringankan beban para petani di kabupaten itu.
Hingga kini, program unggulan Bupati SBS ini tampak sudah mencuri perhatian para petani di Kabupaten Malaka.
Program ini juga turut menyita perhatian petani asal kabupaten tetangga, Rote Ndao.
Leonard M. Henuk, seorang petani bawang merah asal Kabupaten Rote Ndao, mengaku iri melihat para petani di Malaka.
Ia menilai, para petani di Malaka dimanjakan oleh pemerintah. Hal itu bisa terlihat dari bantuan Pemkab Malaka yang mengolah lahan secara gratis, membagikan bibit, dan pendampingan oleh tim ahli penyuluh pertanian lapangan (PPL).
“Petani bawang di Malaka itu enak. Pemerintah balik lahan, siap bedeng, bagi bibit dan seterusnya. Kalau kami kan harus siap sendiri, mulai dari penyiapan lahan dan bibit sampai pemasaran,” ujar Leonard kepada wartawan di Kota Kupang, Rabu Malam (16/10/2019).
Kendati semua proses penanaman bawang merah tersebut dilakukan secara mandiri, namun Leonard bersama petani lainnya berusaha atau berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.
“Masing-masing kita berjuang untuk menjadi yang terbaik, bukan hanya terbaik dalam kualitas hasil panen, tetapi juga bersaing mendapatkan pasar terbaik. Maka, kami cari pasar sampai ke mana-mana. Saya sendiri dulu pernah jual sampai di Malaka,” katanya.
Menurut Leonard, persaingan mengejar pasar itu adalah hal yang wajar dalam usaha.
Karena itu, dirinya mengaku heran ketika mendengar bahwa petani bawang di Malaka mengeluh bawang busuk karena kesulitan pasar.
“Semua biaya kerja pemerintah su tanggung, tinggal cari pasar saja tetapi masih mengeluh? Kita manusia ini tidak sama (karakter tiap orang berbeda, red), tetapi saya pikir kita sependapat bahwa petani di Malaka sudah sangat dimanjakan, sampai-sampai menuntut pemerintah untuk jual bawang mereka. Ibaratnya, sudah suap makanan di mulut, masih minta dikunyakan,” ujarnya.
Baca: Petani Bawang Merah di Malaka Kesulitan Pasarkan Hasil Panen
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Malaka untuk mendukung para petani, kata dia, seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh para petani itu sendiri.
Itu terutama untuk meningkatkan kesejahteraannya. Bukan mengeluh dan mempersalahkan pemerintah.
“Kalau pak lihat orang Rote jual bawang sampai ke Flores, sampai Atambua, itu bukan pemerintah yang bantu. Kami usaha sendiri untuk cari pasar,” pungkas Leonard.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba